16 May 2025

Perkembangan era digital yang sangat pesat memungkinkan kita untuk mengakses berbagai tayangan hiburan kapan saja dan di mana saja melalui perangkat digital seperti smartphone. Hal ini pun akhirnya mendorong kehadiran berbagai platform streaming, salah satunya adalah Netflix. 

Hingga kini, Netflix menjadi salah satu platform streaming terbesar di dunia saat ini dengan jumlah pengguna mencapai 282,7 juta pengguna per Oktober 2024. Apa yang membuat Netflix begitu besar hingga banyak digunakan oleh orang di seluruh dunia? Yuk kita bedah satu per satu dalam artikel ini. 

Bermula Dari Penyewaan DVD Hingga Menjadi Platform Streaming Mendunia

Netflix didirikan pada tahun 1997 oleh Reed Hastings dan Marc Randolph di Amerika Serikat. Saat itu, perusahaan ini menawarkan layanan penyewaan DVD melalui pos, yang menjadi alternatif praktis untuk persewaan fisik di toko. 

Pada masa itu, konsep ini dianggap begitu inovatif karena memudahkan pelanggan untuk mengirim DVD yang ingin mereka tonton langsung ke rumah. Setelah berhasil menyediakan layanan penyewaan DVD, Netflix pun tidak lantas berhenti membuat inovasi. 

Pada 2007, Netflix mulai menyediakan layanan streaming video on-demand, sebuah langkah revolusioner yang mengawali era baru dalam dunia hiburan. Dengan layanan streaming, pelanggan bisa menonton kapan saja dan di mana saja tanpa perlu menunggu DVD mereka dikirim. Hal ini pun mengubah cara orang menonton film maupun acara TV. 

Strategi Netflix ini cukup berhasil karena dengan layanan streaming, mereka dapat menawarkan pengalaman yang lebih baik dibanding TV kabel, di mana pelanggan tidak perlu takut ketinggalan tayangan kesayangan mereka.

Pelanggan tetap bisa mengakses tayangan favorit mereka kapan saja dan di mana saja karena tayangan tersebut sudah tersimpan dan tersedia di platform. 

Di tahun 2010, Netflix pun mulai melakukan ekspansi global mereka dengan Kanada sebagai negara pertama yang mereka tuju. Sejak saat itu, Netflix pun terus memperluas jangkauannya hingga ke seluruh dunia. 

Transformasi besar-besaran kemudian terjadi pada tahun 2013 ketika Netflix memproduksi konten orisinal pertamanya, House of Cards. Keberhasilan konten orisinil ini pun mendorong Netflix untuk berfokus pada pengembangan konten eksklusif yang kini menjadi identitas sekaligus startegi branding utamanya. 

Konten original yang berkualitas ini menjadi faktor utama yang membesarkan nama Netflix hingga menjadi raja platform streaming dunia dan berhasil mencatatkan pendapatan yang luar biasa. 

Tahun 2024,  diperkirakan pendapatan Netflix mencapai $37,58 miliar (menurut Trailing Twelve Months/TMM). Nominal ini meningkat sekitar 14,8% dibandingkan tahun sebelumnya yang mencatat pendapatan sebesar $33,72 miliar.

Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan jumlah pelanggan global serta inovasi dalam layanan dan konten yang menarik berbagai segmen audiens.

Pada kuartal ketiga tahun 2024 saja, Netflix mencatat pendapatan sebesar $9,82 miliar, dengan pertumbuhan kuartalan sebesar 15,02% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Tren ini menunjukkan penguatan posisi Netflix sebagai pemimpin pasar dalam industri streaming video global, terutama melalui strategi konten original dan lokal yang berhasil menjangkau berbagai pasar internasional. 

Lonjakan Pengguna Netflix Saat Pandemi 

Pandemi COVID-19 tahun 2020 lalu mungkin mematikan banyak bisnis, tapi tidak dengan Netflix. Mereka justru mengalami kenaikan pengguna hingga 36,6 juta pada tahun tersebut.

Kenaikan ini pun menjadi pertumbuhan tercepat dalam sejarah perkembangan Netflix sebagai platform streaming. Ada beberapa hal yang membuat Netflix begitu populer pada masa pandemi, antara lain: 

1. Hadirnya Konten yang Relevan 

Pada masa pandemi, Netflix menghadirkan berbagai konten yang relevan dengan situasi saat itu misalnya film, dan series yang bertema virus dan isolasi.

Salah satunya adalah film “Alive” yang diperankan oleh Yoo Ah In dan Park Shin Hye yang menceritakan tentang merebaknya virus zombie. 

Kemudian ada series “Sweet Home” yang diperankan oleh Song Kang yang menceritakan tentang merebaknya virus monster. 

Netflix juga menghadirkan dokumenter berjudul “The Social Dilemma” yang menyoroti tentang dampak negatif media sosial yang semakin terasa selama pandemi.

Isu-isu seperti penyebaran berita palsu dan polarisasi masyarakat yang diangkat membuat dokumenter ini menjadi semakin relevan dalam konteks pandemi.

2. Kebutuhan akan Hiburan 

Pada masa pandemi orang-orang lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah sehingga mereka mencari cara untuk mengisi waktu luang mereka di rumah.

Kehadiran Netflix dengan ratusan judul film dan series mulai dari yang lama hingga yang terbaru, membuat banyak orang memilih menghabiskan waktu menonton Netflix. 

Selain itu, Netflix juga menjadi sarana untuk menyatukan keluarga dalam aktivitas menonton bersama.

Apalagi Netflix menghadirkan paket langganan Premium yang bisa digunakan untuk empat perangkat sekaligus sehingga cocok untuk keluarga. 

3. Fleksibilitas Menonton

Netflix memahami, selama pandemi kebanyakan orang memiliki jadwal yang tidak menentu dalam kehidupan sehari-harinya. Oleh karena itu, Netflix menawarkan fleksibilitas menonton untuk pelanggannya.

Pengguna Netflix bisa menonton tayangan favoritnya kapan saja dan di mana saja melalui perangkat smartphone mereka. Netflix juga menghadirkan fitur “Download” yang membuat pengguna tetap bisa menonton meski tidak ada jaringan internet. 

Mengedepankan Prinsip “Content is King” 

Netflix mengedepankan prinsip “Content is King” dalam strategi branding maupun marketingnya. Netflix memahami bahwa konten berkualitas adalah kunci utama untuk menarik dan mempertahankan pelanggan.

Oleh karena itu, Netflix berinvestasi besar-besaran dalam produksi konten orisinal seperti Stranger ThingsThe Witcher, dan Squid Game

Selain itu, Netflix juga mengakuisisi serial populer seperti Money Heist, yang awalnya kurang sukses di negara asalnya, namun Netflix berhasil mengemas tayangan ini menjadi salah satu tayangan populer di dunia.

Ada beberapa hal yang diterapkan Netflix untuk mempertahankan prinsip ini. 

1. Memproduksi Konten Original 

Netflix tidak hanya sekedar membeli tayangan-tayangan yang sudah terkenal dari berbagai stasiun televisi atau production house, namun mereka juga secara aktif memproduk konten original mereka sendiri mulai dari film, series, hingga dokumenter.

Mereka menerapkan standar dan kualitas tertentu mulai dari pengambilan gambar, editing, kualitas suara dan sound effect, sehingga semua konten original Netflix sangat nyaman untuk ditonton. 

2. Keragaman Genre 

Netflix memahami, dengan jutaan pengguna di seluruh dunia tentunya preferensi tayangan mereka berbeda-beda. Apalagi preferensi tayangan bisa berubah-ubah tergantung tren dan kondisi psikologis seseorang.

Untuk itu, Netflix menghadirkan banyak genre di platform streamingnya, mulai dari komedi, horor, dokumenter, bahkan sampai acara memasak. 

3. Menghadirkan Konten-Konten Lokal 

Ekspansi global Netflix tidak hanya sekedar menghadirkan layanan mereka di suatu negara, tetapi mereka juga memproduksi konten original dari negara tersebut.

Netflix melihat setiap negara dan budaya punya cerita unik untuk dibagikan sehingga konten-konten lokal ini dimanfaatkan Netflix untuk memikat para penonton di negara tersebut. 

Misalnya Squid Game, yang meski disukai masyarakat dunia, tayangan ini secara penuh mengadopsi dan mengambil latar serta budaya Korea Selatan.

Ada juga series “The Crown” yang membahas sejarah Kerajaan Inggris sehingga menarik bagi para penonton di negara-negara persemakmuran Inggris. 

Di Indonesia sendiri, Netflix pernah menghadirkan series Gadis Kretek yang diambil dari sebuah novel populer tahun 2012 dengan judul yang sama. Series ini banyak mengambil potret sejarah masyarakat Indonesia khususnya di wilayah Muntilan, Jakarta, Temanggung, Kudus, dan Yogyakarta. 

Bahkan, Netflix pernah membuat gempar netizen Indonesia dengan kehadiran dokumenter “Ice Cold: Murder, Coffee, and Jessica Wongso” yang membuat kasus Es Kopi Sianida yang sudah diketok palu tahun 2016 menjadi perbincangan lagi. 

Berkat Netflix, diversitas tayangan pun kian meningkat. Jika sebelumnya film dan series populer dunia dikuasai oleh Hollywood, kini kita bisa menikmati tayangan-tayangan dari negara-negara lain yang tidak kalah menarik dari film-film Hollywood. 

Strategi Branding Netflix 

Saat ini ada banyak sekali platform streaming yang hadir untuk menyaingi Netflix. Namun, layanan platform streaming ini selalu berhasil menjadi layanan platform streaming nomor 1 di dunia. Hal ini tidak lepas dari strategi branding Netflix yang berbeda dari platform strreaming lain. 

1. Layanan Streaming dengan Konten Berkualitas dan Isu Relevan 

Sejak awal membuat konten originalnya sendiri, Netflix secara konsisten membangun brand positioningnya sebagai platform dengan pilihan tayangan hiburan yang beragam, mudah diakses, dan berkualitas tinggi.

Berbeda dengan platform lain yang lebih banyak menghadirkan tayangan-tayangan yang sudah terkenal dari bioskop atau stasiun TV, Netflix justru memilih untuk memproduksi tayangan mereka sendiri dan bisa ditonton secara eksklusif dengan berlangganan. 

Netflix juga memposisikan diri sebagai platform streaming yang mampu menghadirkan isu-isu yang relevan dengan kondisi saat ini. Dengan strategi forward-thinking, tayangan Netflix pun tetap relevan dan bisa ditonton bahkan hingga tahun-tahun mendatang. 

Misalnya dokumenter “Our Ocean” dan “Life On Our Planet” yang mengangkat isu lingkungan, dokumenter “Take Your Pills” yang mengangkat tentang kesehatan. Netflix juga banyak mengangkat isu lain seperti isu sejarah, kemanusiaan, hingga kriminal. Isu-isu yang diangkat Netflix tentunya tidak akan lekang oleh waktu dan tetap bisa dinikmati dari generasi ke generasi. 

2. Brand Voice Netflix 

Brand voice adalah karakter atau tone dari sebuah brand untuk menunjukan bagaimana brand tersebut berkomunikasi dengan audiencenya melalui konten, iklan, sosial media, hingga desain produk. Netflix juga memiliki brand voicenya sendiri dengan detail sebagai berikut. 

Santai dan Komunikatif

Netflix menghindari bahasa formal dan menggunakan pilihan kata yang terasa seperti obrolan santai dengan teman. Hal ini terlihat dari sosial medianya yang cenderung menggunakan bahasa informal dan santai. 

Humoris dan Menyenangkan

Netflix sering menyelipkan kata-kata humor dalam berkomunikasi dengan audiencenya. Misalnya Netflix menggunakan istilah “Permainan Lucknut” saat mempromosikan serial Squid Game yang akan tayang 26 Desember mendatang. 

Inklusif dan Beragam

Netflix sangat menghormati keberagaman dan inklusivitas dalam konten dan pemasarannya sebagai cerminan dari audiensnya yang beragam. Mereka sering membawa isu-isu keberagaman dan minoritas di setiap kontennya, baik dari segi tayangan, iklan, dan sosial medianya. 

3. Visual Branding yang Konsisten 

Kesuksesan Netflix hingga menjadi platform streaming favorit dunia tidak lepas dari visual brandingnya yang sederhana dan konsisten. Netflix menggunakan simbol huruf “N” berwarna merah yang ikonik dan mudah dikenali.

Kesederhanaan logo ini membuatnya mudah digunakan dalam berbagai platform mulai dari sosial media hingga billboard.  

Kata “Netflix” sendiri hanya digunakan di negara-negara tertentu yang masih belum familiar dengan Netflix ataupun negara yang melarang penggunaan warna tertentu.

Pemilihan color palette yang didominasi warna merah dan hitam membuat Netflix nampak mencolok dan mudah dikenali.

Gaya visual Netflix cenderung minimalis dan modern yang mencerminkan pendekatan forward-thinking yang digunakan oleh Netflix agar brand mereka selalu relevan dari masa ke masa.

Visual branding ini pun diterapkan secara konsisten oleh Netflix mulai dari aplikasi, sosial media, hingga iklan mereka sehingga brand mereka pun semakin diingat oleh audience. 

4. Customer Centric Approach 

Kunci keberhasilan Netflix terletak pada pendekatan berpusat pada pelanggan (customer centric approach). Netflix manfaatkan wawasan berbasis data, personalisasi dan A/B testing untuk menyajikan pengalaman yang relevan dan optimal bagi penggunanya. 

Netflix menawarkan user interface yang intuitif, layanan streaming tanpa gangguan, dan fitur “download” untuk menonton secara offline memberikan pengalaman pengguna yang luar biasa. 

Lokalisasi konten juga menjadi strategi unggulan Netflix dalam menerapkan customer centric approach. Produksi konten lokal memungkinkan platform ini menarik minat audiens dari berbagai budaya. Library atau perpustakaan konten yang beragam memastikan setiap pengguna dapat menemukan tayangan yang sesuai dengan selera mereka.

Netflix juga secara aktif mendengarkan masukan pelanggannya melalui survei dan media sosial untuk terus meningkatkan layanan. Dukungan pelanggan yang responsif inilah yang berperan dalam membangun kepercayaan dan loyalitas sehingga Netflix bisa menjadi pemimpin global di industri streaming.

Strategi Marketing Netflix 

Branding yang kuat dari Netflix juga didukung oleh strategi marketing mereka yang unik untuk membangun loyalitas pelanggan serta menarik lebih banyak audiens. 

1. Campaign Media Sosial yang Menarik 

Netflix menggunakan media sosial untuk mempromosikan konten melalui meme, video pendek, dan interaksi langsung dengan audiens. Strategi ini menciptakan engagement yang tinggi dan membantu konten menjadi viral. 

Contohnya, mereka membuat meme untuk mempromosikan drama Korea yang sedang viral yaitu When The Phone Rings. 

Netflix juga sering mempersonifikasi akun media sosialnya dengan nada bicara yang santai, humoris, dan relatable. Di akun Twitter, misalnya, mereka sering bercanda dengan pengikut atau bahkan membalas komentar dengan cara yang kreatif.

Pendekatan ini membantu membangun hubungan emosional dengan audiens dan menciptakan kesan bahwa Netflix adalah bagian dari komunitas.

Dengan wawasan berbasis data, Netflix menciptakan kampanye yang didasarkan pada kebiasaan menonton pengguna. Misalnya, mereka membagikan "Top 10" tayangan terpopuler setiap minggu, yang memicu rasa ingin tahu dan FOMO (fear of missing out) di antara audiens.

Melalui strategi yang kreatif, adaptif, dan berbasis data, Netflix mampu memanfaatkan media sosial sebagai alat untuk membangun hype, menciptakan interaksi, dan memperluas basis pelanggan secara global.

2. Marketing Word of Mouth 

Netflix secara konsisten merilis konten orisinal berkualitas tinggi yang memicu percakapan seperti Squid Game, Alice in Borderland, hingga The Crown.

Alur cerita yang unik, karakter ikonis, dan momen viral sering membuat pengguna secara sukarela membagikan pengalaman menonton mereka di media sosial atau diskusi sehari-hari.

Platform streaming ini juga menggunakan strategi “Cliffhanger” atau tayangan yang berakhir dengan plot twist.

Hal ini membuat penonton tidak sabar menunggu episode atau musim berikutnya, sehingga mereka terdorong untuk mendiskusikan teori atau prediksi di antara teman atau di platform online. Alhasil, diskusi ini pun meningkatkan eksposur Netflix dan konten-konten yang mereka sajikan. 

3. Influencer Marketing 

Netflix bekerja sama dengan influencer dan pemeran utama dalam film atau serial mereka untuk meningkatkan kesadaran dan daya tarik konten.

Para influencer, aktor, dan aktris yang membahas serial atau film tertentu memberikan validasi sosial kepada audiens mereka, mendorong lebih banyak orang untuk mencoba layanan atau menonton kontennya. 

4. Algoritma Rekomendasi Personal 

Netflix memungkinkan pengguna membuat daftar tontonan yang dapat dibagikan ke teman atau keluarga. Selain itu, melalui algoritma rekomendasi personal, Netflix menyarankan tayangan berdasarkan kebiasaan menonton teman dalam satu akun keluarga.

Dengan pengalaman nonton terbaik, pengguna Netflix akan dengan mudah merekomendasikan Netflix kepada orang-orang di sekitarnya sehingga Netflix dapat menarik lebih banyak pelanggan. 

5. Harga Kompetitif dengan Berbagai Model Berlangganan 

Netflix menawarkan berbagai paket berlangganan, mulai dari paket mobile yang terjangkau hingga paket premium dengan resolusi 4K.

Strategi ini memastikan layanan dapat diakses oleh berbagai segmen pasar. Ada beberapa pilihan berlangganan Netflix, khususnya untuk Netflix Indonesia yaitu: 

1. Paket Mobile

dibanderol harga Rp54.000 per bulan, pelanggan bisa mengakses layanan di ponsel dan tablet dengan resolusi 480p (SD). 

2. Paket Dasar

dibanderol dengan harga Rp65.000 per bulan, pelanggan bisa mengakses di ponsel, tablet, komputer, dan Smart TV dengan resolusi 720p (HD). 

3. Paket Standar

dibanderol dengan harga Rp120.000 per bulan dengan kualitas video 1080p (Full HD) yang bisa diakses di berbagai perangkat. 

4. Paket Premium

dibanderol dengan harga Rp186.000 per bulan dengan kualitas video Ultra HD atau 4K HDR dan bisa diakses di berbagai perangkat. 

Film dan Series Populer Netflix

Netflix menawarkan berbagai tayangan populer yang mencakup berbagai kategori, termasuk serial non-Inggris, serial Inggris, film, dan dokumenter.

Berikut beberapa contoh dari masing-masing kategori:

1. Non-English Series

Squid Game (Korea Selatan): Drama survival game yang diperankan oleh beberapa aktor dan aktris terkenal seperti Lee Jung Jae, Gong Yoo, hingga Jung Ho-Yeon yang berhasil memecahkan rekor penonton global. 

Money Heist (La Casa de Papel) (Spanyol): Serial kriminal tentang perampokan bank dengan alur cerita yang penuh twist. Bahkan saking populernya, series ini juga dibuat versi Korea-nya. 

Alice in Borderland (Jepang): Serial distopia dengan elemen thriller dan permainan bertahan hidup. Diperankan oleh aktris dan aktor terkenal Jepang seperi Kento Yamazaki dan Nijiro Murakami. 

The Glory (Korea Selatan): Drama balas dendam dengan cerita emosional yang bisa membuat perasaan penonton naik turun. Menariknya, serial ini mengambil potret isu sosia yang marak terjadi di Korea Selatan yaitu tentang bullying. 

Dark (Jerman): Serial yang diproduksi Baran bo Odar dan Jantje Friese ini bercerita tentang kiamat waktu yang terjadi karena manusia bisa menembus batas-batas yang tidak mungkin. Diperankan oleh Louis Hofmann dan Lisa Vicari Dark berhasil meraih rating 8,7 di IMDb. 

2. English Series

Stranger Things: Kisah supranatural berlatar di kota kecil Hawkins, Indiana, pada tahun 1980-an. Ceritanya dimulai dengan hilangnya seorang anak bernama Will Byers, yang ternyata tersedot ke dunia paralel gelap bernama Upside Down. Diperankan oleh Millie Bobby Brown dan Finn Wolfhard. 

The Witcher: Serial fantasi petualangan yang diadaptasi dari novel populer menceritakan tentang Geralt of Rivia, seorang pemburu monster yang dikenal sebagai Witcher, yang berusaha menemukan tempatnya di dunia di mana manusia sering kali lebih kejam daripada monster.

Wednesday: Kisah misteri yang berfokus pada karakter Wednesday Addams, seorang remaja cerdas, sinis, dan eksentrik yang bersekolah di Nevermore Academy. Diperankan oleh aktris dan aktor populer seperti Jenna Ortega, Emma Myers, dan Percy Hynes-White. 

Bridgerton: Drama romantis yang berlatar era Regency dengan sentuhan modern. Baru-baru ini, serial Bridgerton mengumumkan pemeran baru yang merupakan aktris Asia seperti Yerin Ha, Katie Leung, Michelle Mao, dan Isabella Wei. 

DAHMER: Monster: The Jeffrey Dahmer Story: Serial drama kriminal yang menceritakan kehidupan nyata Jeffrey Dahmer, salah satu pembunuh berantai paling terkenal di Amerika Serikat.

3. Film

Red Notice: Film action-comedy yang menceritakan tentang seorang Agen FBI yang terpaksa bekerja dengan dua pencuri terkenal. Mereka terlibat pencurian artefak berharga sehingga harus menghadapi aksi kejar-kejaran dan pengkhianatan. 

Extraction: Film aksi penuh adrenalin yang dibintangi Chris Hemsworth. Cerita berfokus pada misi penyelamatan seorang anak dari seorang pengedar narkoba internasional di Dhaka, Bangladesh.

Bird Box: Thriller psikologis yang menceritakan sekelompok orang yang terperangkap di sebuah ruangan terkunci dan menemukan kotak misterius yang memiliki kekuatan mengubah kenyataan serta memberi mereka pilihan berbahaya.

The Irishman: Film epik karya Martin Scorsese yang ceritanya berfokus pada kehidupan Frank Sheeran, seorang veteran Perang Dunia II yang menjadi pembunuh bayaran untuk mafia. 

Enola Holmes: Petualangan detektif muda, adik Sherlock Holmes, yang cerdas dan penuh semangat, berusaha mencari ibunya yang hilang tanpa jejak. 

4. Dokumenter

Our Planet: Dokumenter alam yang menampilkan keindahan dan tantangan lingkungan hidup.

The Social Dilemma: Mengungkap sisi gelap media sosial dan pengaruhnya pada masyarakat.

Making a Murderer: Dokumenter investigasi tentang sistem peradilan pidana.

The Vietnam War: Mengisahkan perang Vietnam yang berlangsung antara 1955 hingga 1975, dengan fokus pada perspektif berbagai pihak yang terlibat termasuk Amerika Serikat, Vietnam Utara, Vietnam Selatan, dan rakyat Vietnam.

Dirty Money: mengungkapkan skandal keuangan besar, penipuan, dan praktik bisnis ilegal di berbagai industri.

Netflix terus memperluas pustaka kontennya dengan berbagai tayangan berkualitas untuk memenuhi selera global yang beragam.

The Netflix Effect 

Netflix tidak hanya mendominasi pasar layanan streaming, tetapi juga menciptakan perubahan besar dalam cara industri hiburan beroperasi dan bagaimana audiens menikmati konten.

Berikut adalah beberapa dampak global dari Netflix. 

1. Mengubah Kebiasaan Menonton

Netflix memperkenalkan konsep binge-watching, di mana satu musim dari serial dirilis sekaligus. Model ini mengubah cara tradisional menonton televisi yang biasanya memiliki jadwal mingguan.

Konsumen kini dapat menyelesaikan satu musim penuh dalam satu waktu, memberikan pengalaman menonton yang lebih imersif dan fleksibel.

Dampaknya, layanan streaming lainnya mulai meniru pendekatan ini untuk menarik perhatian pelanggan.

2. Globalisasi Budaya

Melalui investasi besar dalam konten lokal di berbagai negara, Netflix berhasil memperkenalkan budaya dan cerita unik dari suatu wilayah ke audiens global.

Serial seperti Squid Game dari Korea Selatan, Money Heist dari Spanyol, dan Lupin dari Prancis menjadi fenomena internasional, menghapus batasan bahasa dan memperkaya pengalaman lintas budaya.

Netflix telah menjadi katalis untuk globalisasi budaya di dunia hiburan.

3. Inovasi dalam Produksi Konten

Netflix dikenal dengan standar produksi yang tinggi, menghasilkan konten berkualitas seperti The CrownStranger Things, dan The Witcher.

Hal ini memaksa kompetitor seperti Disney+, HBO Max, dan Amazon Prime Video untuk meningkatkan kualitas produksi mereka agar tetap relevan di pasar. 

Netflix juga menjadi pionir dalam memanfaatkan data pengguna untuk menciptakan tayangan yang sesuai dengan preferensi audiens, sehingga meningkatkan efisiensi produksi dan kesuksesan konten.

Dengan inovasi berkelanjutan dan dampak signifikan pada industri hiburan, Netflix telah mengubah wajah hiburan global, tidak hanya sebagai platform streaming tetapi juga sebagai kekuatan budaya dan kreatif yang berpengaruh.

Netflix: Kreativitas dan Inovasi yang Mengubah Sebuah Industri

Sebuah perjalanan panjang bagi Netflix hingga bisa merajai pasar platform streaming dunia.

Keberhasilan Netflix adalah bukti kreativitas dan inovasi yang dipadukan dengan strategi branding serta marketing yang tepat bisa menghasilkan efek yang dahsyat.

Tidak hanya menambah jumlah pelanggan, tapi juga mengubah industri hiburan itu sendiri. 

Dari Netflix kita bisa belajar, pentingnya strategi branding dan marketing untuk tampil lebih unggul dibanding kompetitor. Jadikan bisnismu lebih unggul dengan strategi branding dan marketing yang tepat dengan Layanan Branding dari DCLIQ.

Ciptakan brand yang unggul dan merajai industri sekarang! Konsultasikan dengan team expert DCLIQ di info@dcliq.co.id atau klik Tombol WhatsApp di halaman ini. 

Diposting di Branding Tag:
Hubungi Kami