
Dewasa ini, tren desain AI semakin meroket. Tools seperti Midjourney, DALL·E, hingga Canva AI jadi andalan banyak orang—terutama pelaku bisnis dan content creator yang ingin membuat desain secara instan. Dengan hanya mengetikkan prompt, kamu bisa mendapatkan visual menarik tanpa harus membuka software desain atau menyewa desainer profesional.
Namun, di balik kemudahannya, desain pakai AI menyimpan potensi masalah yang bisa berdampak langsung pada kekuatan dan konsistensi brand. Jika kamu hanya fokus pada kecepatan dan biaya rendah, bisa jadi justru mengorbankan hal terpenting dalam branding: arah, makna, dan identitas.
Cepat, Murah, dan Mudah: Siapa yang Tidak Tergoda?
Tak bisa dimungkiri, tren desain AI memberikan solusi yang sangat praktis. Untuk bisnis kecil dengan sumber daya terbatas, menggunakan AI bisa mempercepat proses produksi konten. Desain poster promo, feed Instagram, bahkan logo bisa dibuat dalam hitungan detik.
Kamu cukup masukkan deskripsi singkat—misalnya “poster retro untuk kopi shop estetik”—dan dalam sekejap, AI akan menghasilkan beberapa opsi desain. Tidak perlu skill desain, tidak perlu revisi berkali-kali. Semua serba otomatis.
Tapi… Apakah Hasilnya Punya Arah?
Di sinilah bahaya mulai muncul. Banyak hasil desain pakai AI yang tampak indah di mata, tapi minim arah strategis. Visual memang menarik, tapi apakah desain itu benar-benar merepresentasikan karakter brand kamu? Apakah pesan yang ingin disampaikan bisa tersampaikan dengan tepat?
Tanpa campur tangan manusia, AI tidak bisa memahami konteks budaya, nuansa lokal, atau nilai-nilai emosional yang penting dalam komunikasi visual. Maka tak heran jika banyak desain AI yang terasa “kosong”—sekadar estetika tanpa jiwa.
Konten yang Generik dan Risiko Pelanggaran Hak Cipta
Salah satu bahaya AI untuk brand yang jarang disadari adalah kemiripan desain. Karena AI belajar dari jutaan data visual yang tersedia di internet, hasil yang muncul sering kali generik, bahkan tak jarang menyerupai karya orang lain.
Beberapa kasus menunjukkan desain AI yang secara tidak sadar meniru gaya artis atau ilustrator tertentu. Ini bisa berisiko menimbulkan masalah etika bahkan hukum, apalagi jika visual tersebut digunakan dalam konteks komersial. Ketika brand kamu tampil dengan desain yang mirip milik brand lain, kredibilitasmu bisa dipertanyakan.
Identitas Brand yang Hilang di Tengah Desain Instan
Brand bukan sekadar logo atau warna. Ia adalah cara bisnismu menyampaikan cerita, nilai, dan perasaan kepada audiens. Jika semua aspek visual dibuat tanpa strategi dan intuisi manusia, brand kamu bisa kehilangan arah.
Visual yang terlalu sering dihasilkan oleh AI cenderung tidak konsisten, tidak punya voice & tone yang khas, dan akhirnya sulit dibedakan dari brand lain. Dalam jangka panjang, ini akan mengganggu daya ingat audiens terhadap brand kamu.
Mungkin terlihat keren, tapi apakah brand kamu benar-benar “berbicara”?
Apakah AI Harus Dihindari? Tidak Juga. Tapi…
Ini bukan soal menolak teknologi. Justru, tren desain AI bisa jadi alat bantu yang luar biasa—kalau digunakan dengan bijak. AI bisa membantu mempercepat eksplorasi ide visual, memperluas referensi gaya, atau menjadi asisten brainstorming.
Tapi tetap, keputusan kreatif utama harus datang dari manusia. Tanpa visi yang jelas, AI hanya akan menghasilkan visual yang “aman” tapi tidak berdampak. Kolaborasi antara teknologi dan manusia lah yang akan menghasilkan karya yang benar-benar bermakna.
Solusinya: Sentuhan Manusia Tetap yang Terpenting
Kalau kamu ingin membangun brand yang kuat, kamu tetap butuh tim kreatif yang bisa menerjemahkan visi jadi identitas visual yang autentik. AI bisa membantu sebagian proses, tapi jangan lepaskan kendali sepenuhnya.
Gunakan AI untuk mempercepat kerja, bukan menggantikan kreativitas dan kepekaan manusia. Karena pada akhirnya, yang menyentuh hati audiens bukan visual instan, tapi cerita dan nilai yang terkandung di dalamnya.
Gunakan AI, Tapi Jangan Lupa Rasa
Desain pakai AI memang menawarkan banyak kemudahan. Tapi sebelum kamu terlalu tergiur oleh kecepatan dan murahnya, pertimbangkan juga dampaknya terhadap identitas brand kamu. Apakah visual yang dihasilkan merepresentasikan bisnismu dengan tepat? Apakah desain itu bisa nyambung dengan target audiens kamu?
Jika jawabannya belum tentu, mungkin sudah saatnya kamu menggabungkan kekuatan AI dengan strategi branding dari manusia yang paham arah. Gunakan teknologi, tapi tetap utamakan rasa.
Kalau kamu butuh bantuan untuk membangun branding yang kuat, konsisten, dan bermakna, kami di DCLIQ siap bantu kamu dari nol sampai dikenal. Tunggu apalagi? Yuk hubungi kami sekarang untuk dapatkan konsultasi seputar branding dan website GRATIS!
