21 May 2025

Setiap logo hebat yang kamu lihat hari ini, pernah dimulai dari garis yang sederhana, bahkan terkesan seadanya. Namun, di balik bentuk visualnya, ada kisah panjang tentang arah brand, nilai-nilai yang berkembang, dan mimpi yang terus bertumbuh.

Transformasi logo adalah salah satu cermin paling jujur tentang perjalanan sebuah brand. Dari Apple yang awalnya punya ilustrasi rumit hingga Nike dengan logo 35 dolar, evolusi logo-logo ini menyimpan banyak pelajaran bagi pemilik bisnis, desainer, dan siapa pun yang ingin membangun brand yang kuat.

Artikel ini akan mengajak kamu menyelami 5 contoh transformasi logo brand terkenal—dan apa yang bisa kamu pelajari dari mereka.

1. Apple: Dari Ilustrasi Ribet ke Simbol Ikonik

Logo pertama Apple diciptakan pada tahun 1976, menampilkan Isaac Newton duduk di bawah pohon apel, lengkap dengan detail ornamen dan teks klasik. Namun seiring berkembangnya teknologi dan visi perusahaan, Apple menyadari bahwa logo tersebut terlalu rumit dan tidak fleksibel digunakan di berbagai media.

Mereka beralih ke simbol apel tergigit—ikon minimalis yang kini dikenal di seluruh dunia. Transformasi ini menunjukkan pentingnya kesederhanaan dan kejelasan dalam desain, terutama untuk brand yang ingin tampil modern dan relevan.

2. Nike: Logo 35 Dolar yang Jadi Legenda

Ketika Nike masih bernama Blue Ribbon Sports, mereka memutuskan untuk membuat logo baru dan mengganti nama. Logo swoosh yang kini legendaris itu dirancang oleh seorang mahasiswa desain bernama Carolyn Davidson, dan dibayar hanya $35 saat itu.

Meskipun pada awalnya Phil Knight (pendiri Nike) kurang yakin dengan hasilnya, logo tersebut akhirnya merepresentasikan semangat gerak dan kecepatan—nilai inti dari brand Nike. Sekarang, siapa yang tak kenal logo swoosh?

3. Pepsi: Evolusi yang Mengikuti Zaman

Pepsi telah mengalami lebih dari 10 kali perubahan logo sejak pertama kali muncul pada akhir 1800-an. Dari tipografi klasik bergaya vintage hingga bentuk ikon biru-merah modern yang kita kenal hari ini.

Transformasi Pepsi selalu menyesuaikan dengan perkembangan zaman—baik secara desain maupun strategi branding. Mereka tetap menjaga elemen warna khasnya sebagai pengikat identitas dari masa ke masa.

4. Burger King: Kembali ke Akar, Tapi Lebih Modern

Setelah sempat bereksperimen dengan logo yang lebih 3D dan dinamis, Burger King memutuskan kembali ke desain flat yang menyerupai versi tahun 1969. Bedanya, kali ini tampilannya lebih modern, bersih, dan ramah di era digital.

Langkah ini mencerminkan tren desain yang makin mengarah ke minimalisme dan fleksibilitas lintas platform.

5. Instagram: Dari Kamera Retro ke Ikon Gradient Simpel

Logo awal Instagram berbentuk kamera retro, lengkap dengan lensa dan tombol. Namun pada 2016, mereka melakukan rebranding besar dengan desain flat bernuansa gradasi warna.

Meskipun menuai reaksi beragam di awal, kini logo Instagram sangat cocok dengan ekosistem digital saat ini: simpel, mudah diingat, dan menyatu dengan gaya visual modern.

Kesimpulan: Logo Bukan Soal Langsung Sempurna

Lima brand besar ini membuktikan bahwa logo bukan soal langsung sempurna, tapi tentang proses. Tentang tumbuh seiring arah, nilai, dan mimpi brand yang berkembang dari waktu ke waktu.

Kalau kamu sedang membangun brand atau ingin memperkuat identitas visual bisnismu, jangan takut untuk mulai dari hal kecil. Mulai dari versi pertama. Versi mentah. Karena justru dari situlah kekuatan itu akan terbentuk.

Butuh bantuan menciptakan logo yang bisa tumbuh bersama brand kamu?

DCLIQ siap bantu kamu dari awal sampai jadi. Hubungi kami dan wujudkan logo bisnis fenomenalmu sekarang!

Diposting di Branding Tag:
Hubungi Kami