
Saat ini, internet sudah merasuk ke hampir seluruh aspek kehidupan, mulai dari belanja, mencari informasi, hingga menjalin relasi profesional.
Bagi pemilik website, memahami kriteria website yang baik menjadi landasan penting agar pengunjung merasa nyaman dan betah menjelajahi konten. Tanpa penerapan kriteria tersebut, situs bisa terasa lambat, berantakan saat dibuka di perangkat mobile, atau sulit digunakan, sehingga pengunjung mudah pergi.
Menerapkan kriteria website yang baik bukan sekadar soal tampilan estetis maupun teknologi. Lebih dari itu, website harus mampu membangun kepercayaan, menghadirkan pengalaman pengguna yang mulus, sekaligus membuktikan bahwa kontennya benar-benar layak dipercaya.
Artikel ini akan mengulas kriteria utama yang wajib dipenuhi oleh sebuah website. Mulai dari aspek desain, performa teknis, hingga fitur tambahan yang memperkuat reputasi, keamanan, serta optimasi konten agar situs lebih unggul di mata pengunjung maupun mesin pencari. Baca sampai akhir, ya!
Kriteria Dasar Website yang Harus Dipenuhi
Sebelum masuk ke detail, ada baiknya kamu memahami bahwa kriteria website yang baik umumnya terbagi ke dalam dua ranah utama: aspek pengalaman pengguna (UX/UI) serta aspek teknis yang mencakup infrastruktur, optimasi, dan keandalan sistem.
Dari sisi pengalaman pengguna, tujuan utamanya adalah membuat pengunjung merasa nyaman saat berinteraksi dengan website. Mulai dari navigasi yang jelas hingga tampilan yang konsisten, semua elemen harus dirancang agar mudah dipahami dan digunakan. Sebaliknya, aspek teknis berperan menjaga agar website tetap cepat, stabil, tidak mudah error, serta siap menghadapi lonjakan trafik.
Dua kriteria pertama yang patut diperhatikan adalah desain responsif atau mobile-friendly dan kecepatan loading yang optimal. Keduanya saling berkaitan erat: desain responsif akan percuma bila performa lambat, sementara performa yang baik tidak ada artinya jika tampilan website berantakan di perangkat mobile.
Desain responsif/mobile-friendly
Desain responsif artinya website bisa beradaptasi secara otomatis terhadap ukuran layar yang dipakai pengunjung, baik itu ponsel, tablet, ataupun desktop. Jika tampilan situsmu tetap kaku dan tidak menyesuaikan, pengunjung harus memperkecil atau memperbesar tampilan, geser-geser, atau membuka horizontal scroll, ini sangat mengganggu.
Google sendiri mengutamakan versi mobile dalam pengindeksan (“mobile-first indexing”), sehingga website yang tidak mobile-friendly cenderung mendapat penalti dalam peringkat pencarian.
Beberapa poin yang perlu kamu perhatikan agar desain benar-benar responsif:
1. Gunakan grid fleksibel (fluid grid), bukan layout tetap menggunakan ukuran piksel.
2. Terapkan media queries di CSS agar elemen (gambar, teks, menu) berubah sesuai ukuran layar.
3. Pastikan tombol, link, dan navigasi tetap mudah ditekan di layar sentuh (cukup besar, tidak terlalu rapat).
4. Uji website di banyak ukuran layar (ponsel kecil, ponsel besar, tablet) agar tidak ada elemen yang meleset atau terpotong.
Jika kamu sudah memastikan desain responsif, maka pengunjung dari perangkat apapun bisa menikmati konten tanpa hambatan visual, ini sangat penting agar kriteria website yang baik benar-benar terasa.
Kecepatan loading & performa optimal
Website yang tampak indah pun akan kalah jika ia lambat dibuka. Kecepatan loading adalah salah satu tolok ukur utama dalam pengalaman pengguna dan juga faktor SEO modern.
Performa website (web performance) mencakup seberapa cepat elemen penting bisa muncul dan bisa digunakan, serta seberapa stabil tampilan saat elemen tambahan atau skrip dimuat.
Beberapa metrik yang wajib dipantau:
1. LCP (Largest Contentful Paint): waktu bagi bagian konten terbesar (misalnya gambar utama atau block teks) muncul.
2. FID/INP: seberapa cepat elemen bisa merespon interaksi pengguna.
3. CLS (Cumulative Layout Shift): ukuran stabilitas visual, seberapa sering layout bergeser saat halaman memuat.
Tips agar kecepatan & performa optimal:
1. Kompres dan ubah format gambar agar ukuran lebih kecil tanpa mengorbankan kualitas (misalnya WebP).
2. Gunakan lazy loading untuk konten yang berada jauh di bawah (“below the fold”) agar tidak dibebankan sekaligus saat pertama dibuka.
3. Minifikasi file CSS, JS, HTML agar ukuran file lebih kecil.
4. Gunakan CDN supaya konten didistribusikan dari server terdekat ke pengunjung.
5. Aktifkan caching browser agar elemen statis tidak selalu dimuat ulang setiap kunjungan.
6. Kurangi jumlah skrip eksternal (widget, plugin) yang memblokir rendering.
Jika kamu memastikan desain responsif dan performa optimal, maka fondasi utama kriteria website yang baik sudah kokoh. Di bagian berikutnya, kita akan bahas kriteria tambahan seperti keamanan, kredibilitas, konten, dan SEO.
Navigasi & struktur yang jelas
Navigasi adalah tools utama supaya pengunjung bisa berpindah antarhalaman tanpa kebingungan. Website yang memenuhi kriteria website yang baik mesti punya navigasi yang sederhana, konsisten, dan mudah diikuti.
Agar struktur navigasi benar-benar jelas, perhatikan hal-hal berikut:
1. Penamaan menu yang lugas dan mengikuti bahasa pengguna, bukan istilah teknis yang membingungkan.
2. Konsistensi posisi menu dan elemen navigasi di seluruh halaman agar pengguna tidak “kehilangan arah.” W3C menyarankan agar navigasi di situs tetap konsisten, juga menyediakan lebih dari satu cara navigasi (misalnya menu + sitemap) agar pengguna punya opsi lain.
3. Penyertaan breadcrumb (jalur halaman) agar pengguna tahu posisi mereka dalam hierarki situs serta bisa kembali ke tingkat sebelumnya.
4. Menyertakan fitur pencarian (search) internal supaya pengguna yang sudah tahu kata kunci bisa langsung melompat ke konten relevan.
5Struktur menu yang tidak terlalu dalam (misalnya maksimal 2–3 lapis) agar pengguna tidak harus banyak klik untuk menjangkau halaman tertentu.
Struktur navigasi yang jelas membantu mesin pencari memahami hierarki situs dan mendistribusikan ‘link equity’ secara lebih baik, juga memudahkan audiens untuk menjelajah kontenmu.
Konten berkualitas & relevan
Konten adalah inti dari eksistensi website. Tanpa konten bermanfaat yang relevan ke audiensmu, kriteria website yang baik hanya sebatas tampilan luar saja, pengunjung tidak akan tinggal lama atau kembali.
Beberapa ciri konten berkualitas:
1. Relevansi tinggi terhadap kebutuhan atau pertanyaan audiens. Ketika konten cocok dengan apa yang mereka cari, dwell time (lama tinggal) meningkat.
2. Keaslian (original) dan bebas plagiarisme. Konten yang hanya salin-tempel dari situs lain tidak akan memenuhi standar kepercayaan.
3. Sumber dan referensi jelas untuk mendukung klaim atau data. Ini penting agar pembaca percaya bahwa tulisanmu bukan sekadar opinimu sendiri tapi punya basis riset.
4. Update berkala supaya konten tetap segar dan sesuai perkembangan.
5. Struktur yang baik (judul, subjudul, paragraf, list) agar mudah dibaca dan dipindai mata (scannable).
6. Sisipkan elemen visual (gambar, grafik, infografik) yang mendukung isi teks, bukan sekadar hiasan.
Konten berkualitas memperkuat nilai EEAT: keahlian, pengalaman, otoritas, dan kepercayaan. Jika kamu menulis hal yang kamu tahu, menyertakan bukti & referensi, maka pembaca akan lebih yakin bahwa website-mu memang layak dijadikan rujukan.
Kompatibilitas browser & aksesibilitas
Kompatibilitas browser berarti website harus berjalan baik di berbagai browser utama seperti Chrome, Firefox, Safari, Edge, dan versi perangkat mobile-nya. Seringkali elemen CSS atau skrip JavaScript tertentu tidak didukung sama baik di semua browser, sehingga perlu diuji lintas browser.
Tools seperti SortSite bisa membantu mendeteksi masalah kompatibilitas lintas browser.
Sedangkan aksesibilitas (accessibility) berarti website bisa digunakan oleh semua orang, termasuk penyandang disabilitas. Standar WCAG (Web Content Accessibility Guidelines) dari W3C adalah rujukan paling umum untuk menerapkan aksesibilitas web.
Prinsip dasar WCAG meliputi:
1. Perceivable, konten harus bisa dirasakan lewat setidaknya satu pancaindra (misalnya, gambar harus ada teks alternatif).
2. Operable, pengguna harus bisa mengoperasikan semua elemen, termasuk melalui keyboard (tanpa mouse).
3. Understandable, konten mesti jelas dan prediktif, navigasi & instruksi tidak membingungkan.
4. Robust, konten harus kompatibel dengan perangkat bantu (screen reader, browser versi lama) maupun teknologi baru.
Hal yang dapat kamu terapkan antara lain:
1. Beri alt text pada gambar agar screen reader bisa menjelaskan konten visual.
2. Pastikan kontras warna antara teks dan latar cukup tinggi agar mudah dibaca.
3. Struktur heading (h1, h2, h3…) secara semantik agar bot & pembaca tools bantu bisa menavigasi konten.
4. Navigasi yang bisa diakses lewat keyboard (misalnya tab order, fokus visual) dan elemen interaktif yang diberi atribut ARIA bila perlu. (WAI-ARIA membantu menambah semantik pada konten dinamis)
5. Uji coba aksesibilitas menggunakan tools seperti WAVE, axe, atau BrowserStack untuk mendeteksi masalah aksesibilitas.
Apabila website-mu kompatibel lintas browser dan inklusif dari sisi aksesibilitas, maka kamu tidak hanya mendekati kriteria website yang baik, tapi juga menjangkau khalayak lebih luas dan menjaga reputasi profesional.
Fitur Tambahan untuk Meningkatkan Kualitas Website
Sebagai tambahan dari kriteria utama, ada sejumlah fitur opsional yang mampu meningkatkan kualitas website ke tingkat lebih profesional. Keberadaan fitur-fitur ini bukan sekadar pelengkap, melainkan bisa menjadi faktor pembeda dalam hal keamanan, kenyamanan pengguna, serta kemudahan menemukan informasi.
Pada bagian selanjutnya, fokus pembahasan akan mengarah pada dua elemen penting. Pertama adalah keamanan dan proteksi data, dan kedua adalah fitur pencarian internal serta filter konten yang mendukung pengalaman pengguna secara maksimal.
Keamanan & proteksi data (SSL, backup, proteksi serangan)
Keamanan adalah aspek yang tidak boleh diabaikan bila kamu ingin website-mu dipercaya. Tanpa proteksi yang memadai, website bisa rentan terhadap serangan, kebocoran data, atau perusakan konten. Fitur keamanan adalah bagian esensial dari kriteria website yang baik.
Pertama, SSL/HTTPS wajib ada. SSL (Secure Sockets Layer) atau lebih modern TLS mengenskripsi data yang berjalan antara server dan pengunjung, sehingga tidak mudah disadap.
Protokol HTTPS juga sekarang menjadi sinyal kepercayaan, browser modern memberi peringatan jika situs tidak menggunakan HTTPS. Google bahkan memasukkan HTTPS sebagai faktor peringkat.
Kedua, backup rutin dan strategi pemulihan sangat penting. Jika terjadi gangguan, kerusakan server, atau serangan, backup memungkinkan kamu mengembalikan kondisi website. Hal yang sering direkomendasikan adalah punya beberapa salinan (misalnya lokal + eksternal/cloud) dan melakukan backup otomatis secara berkala.
Ketiga, proteksi terhadap serangan umum seperti SQL injection, cross-site scripting (XSS), DDoS, atau upaya peretasan lainnya. Salah satu cara proteksi adalah memakai Web Application Firewall (WAF), membatasi akses ke file sensitif, memperbarui plugin atau sistem manajemen konten secara berkala, dan mengatur hak akses pengguna secara ketat.
Beberapa langkah praktis:
1. Pastikan SSL valid, otomatis perpanjangan jika memungkinkan.
2. Jalankan backup harian/mingguan, simpan di lokasi terpisah.
3. Gunakan WAF atau plugin keamanan yang memonitor aktivitas mencurigakan.
4. Selalu perbarui CMS, plugin, tema agar tidak ada celah lama.
5. Batasi akses ke file konfigurasi penting (misalnya .htaccess, konfigurasi database).
6. Terapkan otentikasi ganda (2FA) untuk akun admin bila memungkinkan.
Dengan keamanan & proteksi data yang solid, pengunjung merasa aman menggunakan website-mu, dan reputasi kontenmu makin layak dipercaya sebagai kriteria website yang baik.
Fitur pencarian internal & filter konten
Ketika website-mu mulai memiliki banyak konten, pengguna kadang kesulitan menemukan apa yang mereka butuhkan hanya lewat menu dan kategori. Inilah peran penting dari pencarian internal & fitur filter konten agar pengunjung cepat menemukan yang relevan. Fitur ini menjadi nilai tambah yang sangat signifikan dalam kriteria website yang baik.
Pencarian internal memungkinkan pengunjung memasukkan kata kunci dan langsung diarahkan ke konten relevan. Sistem pencarian yang baik bisa mempertimbangkan saran otomatis (autocomplete), mengenali variasi kata, dan memprioritaskan hasil yang paling cocok.
Filter konten membantu pengguna menyaring hasil berdasarkan kategori, tanggal, tag, jenis konten, atau atribut lainnya. Misalnya, di website e-commerce filter berdasarkan harga, merek, ukuran; di blog filter berdasarkan topik, tahun, atau penulis.
Manfaat fitur ini:
1. Mengurangi waktu yang dibutuhkan pengunjung untuk menemukan konten.
2. Meningkatkan user experience karena pengguna merasa lebih cepat sampai ke tujuan.
3. Mengurangi bounce rate bagi mereka yang mencari spesifik.
4. Membantu konten lama tetap ditemukan jika pengguna pakai filter atau pencarian kata kunci tertentu.
Tips implementasi:
1. Gunakan sistem pencarian yang efisien, misalnya Elasticsearch, Algolia, atau plugin internal berkualitas.
2. Pastikan filter relevan dan tidak terlalu banyak opsi sehingga malah membingungkan.
3. Tampilkan hasil relevan secara dinamis (misalnya saat mengetik).
4. Kombinasikan pencarian + filter agar pengguna bisa mulai dengan kata kunci lalu menyaring hasil.
Jika kamu menerapkan kedua fitur ini dengan baik, websitemu tidak hanya informatif dan aman, tetapi juga sangat praktis dan ramah pengguna, semakin mendekati idealnya kriteria website yang baik.
Integrasi sosial media & interaktivitas pengguna
Integrasi sosial media berarti website-mu punya keterkaitan langsung ke platform seperti Facebook, Instagram, Twitter, LinkedIn, YouTube, dan lainnya. Fitur ini penting agar pengunjung bisa membagikan konten, mengikuti akunmu, atau berinteraksi secara lebih dinamis.
Saat interaktivitas terjalin, pengguna merasa dilibatkan, ini salah satu aspek yang memperkuat kriteria website yang baik.
Interaktivitas pengguna bisa diwujudkan lewat fitur komentar, tombol “share”, “like”, “follow”, dan plugin sosial media (misalnya tombol share otomatis, feed Instagram tertanam).
Integrasi semacam ini memudahkan pengunjung menyebarkan kontenmu ke jejaring sosial mereka, memperluas jangkauan, sekaligus memberikan sinyal positif ke mesin pencari bahwa kontenmu “layak dibagikan”.
Beberapa kiat agar integrasi sosial media & interaktivitas efektif:
1. Letakkan tombol share & follow di lokasi strategis (di atas/bawah artikel, sidebar) agar mudah dijangkau.
2. Gunakan plugin tampilan feed sosial media (misalnya feed Instagram atau Twitter embed) agar pengunjung tetap melihat konten sosial tanpa meninggalkan situsmu.
3. Pastikan open graph/metadata sosial media terisi (judul, deskripsi, gambar) agar saat dibagikan tampil rapi dan menarik.
4. Fitur komentar terkait akun sosial media (login lewat Facebook/Google) agar pengguna bisa berinteraksi lebih cepat dan autentik.
5. Moderasi komentar agar interaksi tetap sehat dan bebas spam.
Dengan integrasi & interaktivitas yang baik, kamu mengubah pengunjung pasif menjadi partisipan aktif, ini sangat membantu agar website-mu makin mendekati ideal kriteria website yang baik.
Elemen testimoni, ulasan & bukti sosial
Manusia cenderung mempercayai sesuatu ketika orang lain sudah memberi pengakuan. Elemen testimoni, ulasan, dan bukti sosial (social proof) adalah fitur tambahan yang sangat krusial agar website tampak kredibel dan dipercaya. Kehadiran elemen ini memperkuat persepsi bahwa konten atau layananmu memang bernilai.
Testimoni bisa berupa kutipan pengalaman klien, penggunaan nama & foto (jika relevan), atau video pendek. Ulasan bisa berupa rating bintang, komentar pengguna, atau review produk/layanan.
Bukti sosial lain termasuk logo klien, jumlah pengikut sosial media, jumlah unduhan, penghargaan, atau screenshot media yang meliputmu.
Beberapa hal yang bisa kamu lakukan:
1. Tampilkan testimoni di halaman yang relevan (misalnya halaman landing, halaman produk) agar pengunjung langsung melihat bukti saat butuh keputusan.
2. Gunakan ulasan asli (nama, tanggal) agar tidak terkesan dibuat-buat.
3. Jika memungkinkan, biarkan pengguna memberi ulasan sendiri (fitur komentar atau sistem rating).
4. Sertakan metrik sosial (jumlah share, pengikut) sebagai bukti bahwa banyak orang memperhatikan kontenmu.
5. Pastikan elemen testimoni & ulasan tidak merusak tampilan di versi mobile, format responsif tetap dijaga.
Elemen testimoni & bukti sosial ini memperkokoh kepercayaan pengunjung. Ketika seseorang ragu, “orang lain sudah memakai ini dan puas” bisa jadi pendorong agar mereka bertahan atau melakukan tindakan (subscribe, beli, atau kontak).
Pengukuran & analisis performa (analytics, metrik)
Salah satu kriteria website yang baik adalah website yang tidak hanya dibuat, lalu dilupakan. Kamu perlu terus memantau bagaimana performanya agar tahu bagian mana yang harus diperbaiki dan bagian mana yang sudah optimal. Maka dari itu, integrasi tools analisis sangat krusial.
Analisis performa mencakup:
1. Melacak trafik, jumlah kunjungan, pengguna baru vs kembali, sumber trafik (organik, sosial, referral, direct).
2. Memantau metrik keterlibatan, durasi sesi, halaman per sesi, bounce rate, interaksi pengguna.
3. Menganalisis konversi (jika ada), pendaftaran, pembelian, unduhan.
4. Memeriksa metrik teknis, kecepatan halaman (LCP, FID/INP, CLS), kesalahan halaman (404), waktu muat, dan stabilitas.
5. Sumber & perangkat, perangkat (mobile/desktop), lokasi geografis, browser yang digunakan.
Google Analytics adalah tools populer untuk keperluan ini, melacak trafik, sesi, perilaku pengguna, dan konversi. Banyak tools lain juga tersedia (Analytify, tools web analytics modern) yang memberi insight lebih luas.
Penting juga agar kamu membuat laporan rutin (mingguan/bulanan) untuk memantau tren, menemukan anomali, dan mengambil tindakan korektif. Data bukan hanya angka, melainkan bahan keputusan agar website-mu selalu berada di puncak performa.
Dengan pemantauan dan analisis performa yang konsisten, kamu menjadikan website-mu bukan sekadar “ada”, tapi terus berkembang, relevan, dan unggul, salah satu wujud nyata kriteria website yang baik.
Cara Menerapkan & Mengevaluasi Kriteria Website
Agar kriteria website yang baik tidak berhenti sebagai teori semata, penting untuk menerapkannya dalam bentuk tindakan nyata serta evaluasi secara berkala.
Pada bagian ini, pembahasan akan mencakup cara mengecek apakah situs sudah memenuhi kriteria yang ditetapkan. Mulai dari penggunaan tools analisis performa, metode pengujian, hingga pelibatan pengguna nyata dalam memberikan masukan, serta strategi perawatan agar website selalu optimal.
Melalui langkah-langkah tersebut, kriteria website yang baik dapat ditransformasikan menjadi standar operasional yang konsisten, bukan sekadar “harapan ideal” yang sulit diwujudkan.
Checklist audit website berdasarkan kriteria
Audit website adalah proses sistematis untuk mengecek semua aspek website-mu terhadap kriteria yang sudah kamu tetapkan. Checklist audit berfungsi sebagai panduan agar tidak ada yang terlewat.
Contoh elemen yang harus ada di checklist audit:
1. Performa & kecepatan (waktu muat, Core Web Vitals)
2. Responsivitas/tampilan di perangkat berbeda
3. Navigasi & struktur menu
4. Kompatibilitas browser & elemen yang mungkin rusak
5. Keamanan (SSL, backup, proteksi)
6. Fitur pencarian & filter konten
7. Integrasi sosial media & elemen interaktif
8. Testimoni/ulasan/bukti sosial di tempat relevan
9. Analytics & metrik yang aktif
10. Aksesibilitas (alt text gambar, navigasi keyboard, kontras warna)
Gunakan checklist ini secara berkala (misalnya tiap 3–6 bulan) untuk melihat bagian mana yang perlu perbaikan.
Tools & cara uji performa & responsivitas
Untuk menguji performa dan responsivitas, kamu bisa memakai berbagai tools & cara agar datanya objektif dan bisa dijadikan dasar perbaikan.
Beberapa tools populer:
1. Google PageSpeed Insights, mengukur kecepatan muatan halaman dan menyajikan rekomendasi optimasi.
2. GTmetrix, Pingdom, atau WebPageTest, memberikan analisis mendalam tentang waktu muat, ukuran file, permintaan sumber daya.
3. Responsiveness testing tools/device emulators, misalnya fitur “Responsive Design Mode” di browser DevTools.
4. BrowserStack atau LambdaTest untuk menguji tampilan dan fungsi di berbagai browser & perangkat nyata.
5. Untuk audit SEO & teknis: Screaming Frog, Semrush Site Audit, SEOptimer untuk mengecek masalah duplikat, tag, broken link, dsb.
Cara pengujian:
1. Uji di perangkat nyata (ponsel, tablet, desktop) & browser berbeda-beda/Gunakan metrik penting seperti LCP, FID/INP, CLS (Core Web Vitals)
2. Bandingkan performa versi mobile & desktop
3. Testing beban (load testing) jika situsmu akan menerima trafik tinggi
Dengan tools dan cara ini, kamu bisa melihat data sebenarnya dan memprioritaskan apa yang harus diperbaiki agar website-mu semakin mendekati kriteria website yang baik.
Uji pengguna (usability testing) & feedback langsung
Selain pengujian teknis, sangat penting mengobservasi bagaimana pengguna nyata memakai website-mu, itu yang disebut usability testing. Cara ini memungkinkan kamu mendeteksi hambatan yang tidak tampak lewat angka semata.
Usability testing melibatkan pengguna nyata mencoba tugas tertentu misalnya “cari artikel A”, “gunakan filter”, “isi formulir”, lalu kamu amati: apakah mereka bingung, butuh waktu lama, atau gagal menjangkaunya.
Beberapa tools untuk usabilitas:
1. Hotjar (session recordings, heatmaps) untuk melihat klik, scroll, area interaksi pengguna.
2. Tools testing seperti UserTesting, UXTweak, Optimal Workshop, menyediakan platform remote test & analisis.
3. Survei & feedback langsung (widget feedback, pop-up) agar pengguna bisa menyampaikan kendala mereka secara spontan.
Proses ideal:
1. Pilih beberapa pengguna mewakili target audiens
2. Beri tugas nyata dan instruksi minimal
3. Amati dan catat masalah & komentar
4. Analisis hasil (berapa lama, di mana pengguna terhenti, kesalahan)
5. Masukkan pembelajaran ke perbaikan desain/fungsi
Dengan uji pengguna & feedback, kamu memastikan bahwa kriteria website yang baik tidak sekadar ideal teknis, melainkan nyata terasa di pengalaman pengguna.
Iterasi & pemeliharaan berkala
Website yang baik bukan yang selesai sekali lalu ditinggal. Kamu harus melakukan pemeliharaan & iterasi agar tetap relevan dan optimal.
Beberapa langkah pemeliharaan:
1. Memperbarui konten (termasuk perbaikan tata bahasa, data usang)
2. Memeriksa plugin/tema/sistem keamanan dan memperbaruinya
3. Memantau analytics & metrik performa secara rutin
4. Menjalankan audit mini berdasarkan checklist secara periodik
5. Menyimak feedback pengguna & mengoreksi masalah yang muncul
6. Bereksperimen (A/B testing) untuk elemen tertentu seperti tombol CTA, layout, warna
Dengan iterasi berkala, website-mu tumbuh secara bertahap. Jika ada yang mulai melemah (peringkat SEO turun, performa memburuk, banyak keluhan pengguna), kamu bisa cepat mendeteksi & memperbaiki.
Ingat: kriteria website yang baik bukan titik akhir, tetapi sebuah perjalanan berkelanjutan agar website tetap efektif, modern, dan menyenangkan untuk digunakan.
Kesimpulan
Kesimpulannya, kriteria website yang baik tidak sebatas tampilan visual yang menarik. Lebih jauh, hal ini mencakup desain responsif, kecepatan loading optimal, navigasi jelas, konten berkualitas, kompatibilitas lintas browser, keamanan, integrasi sosial media, hingga fitur tambahan seperti pencarian internal, testimoni, dan analisis performa.
Dengan memenuhi semua aspek tersebut, website akan memiliki fondasi yang kuat. Hasilnya, pengunjung bisa menikmati pengalaman terbaik sekaligus meningkatkan tingkat kepercayaan di mata mesin pencari.
Penerapan kriteria website yang baik juga menuntut konsistensi. Mulai dari penggunaan checklist audit, pemakaian tools untuk mengukur performa, uji pengguna secara langsung, hingga rutinitas pemeliharaan berkala yang tidak boleh terabaikan.
Pada akhirnya, konsistensi dalam menjaga seluruh elemen ini akan membuat website tetap relevan dan fungsional. Lebih dari itu, situsmu siap bersaing serta bertransformasi menjadi platform bernilai jangka panjang.
Jika kamu ingin memastikan semua kriteria website yang baik benar-benar diterapkan, DCLIQ siap membantu melalui jasa web development. Tim kami merancang website responsif, cepat, aman, dan SEO-friendly sehingga bisnis kamu memiliki fondasi digital yang kuat serta mudah dipercaya pengunjung maupun mesin pencari.
Selain itu, DCLIQ juga hadir sebagai digital agency yang mendukung pertumbuhan brand secara menyeluruh. Kami menyediakan strategi digital marketing yang terintegrasi—mulai dari optimasi konten, manajemen kampanye, hingga branding online—agar website kamu tidak hanya tampil prima, tetapi juga mampu menjangkau audiens yang lebih luas dan tepat sasaran.
