
Membuat database untuk website bukanlah hal yang sulit, tapi tetap perlu pemahaman yang tepat agar sistem bisa berjalan lancar dan aman.
Terutama bagi kamu yang sedang mengembangkan website sendiri—baik itu menggunakan CMS seperti WordPress atau secara manual dengan PHP—struktur database yang benar sangat menentukan performa situs secara keseluruhan.
Lewat artikel ini, kamu akan mempelajari cara membuat database website dari nol, termasuk berbagai opsi platform yang umum digunakan seperti localhost (XAMPP), cPanel hosting, hingga layanan cloud yang kini makin banyak dipilih.
Penjelasannya dibuat praktis agar kamu bisa memilih metode paling sesuai dengan kebutuhan dan skala website yang sedang dibangun.
Sebelum masuk ke langkah-langkah teknis, ada baiknya kamu mengenal dulu beberapa jenis platform yang umum digunakan untuk membangun dan mengelola database website. Ini akan jadi pijakan awal yang solid sebelum melangkah ke proses selanjutnya.
Pilihan Platform Membuat Database
Menentukan platform yang tepat adalah langkah awal penting dalam memahami cara membuat database website. Beberapa opsi yang sering digunakan antara lain server lokal seperti XAMPP dengan phpMyAdmin, panel hosting seperti cPanel menggunakan MySQL Database Wizard, hingga layanan cloud modern seperti Google Cloud SQL dan Amazon RDS.
Masing-masing platform tentu memiliki karakteristik yang berbeda, mulai dari cara instalasi, pengelolaan keamanan, hingga skalabilitas sistem. Supaya kamu bisa memilih dengan lebih yakin, mari kita bahas satu per satu kelebihan dan cara kerja dari masing-masing solusi.
Localhost menggunakan XAMPP dan phpMyAdmin
XAMPP populer jadi solusi localhost untuk bikin database MySQL secara lokal. Kamu hanya perlu install XAMPP, jalankan modul Apache dan MySQL, lalu akses localhost/phpMyAdmin untuk mulai buat database.
Jika phpMyAdmin sudah terbuka, klik tab "Database" atau tombol "New", masukkan nama database lalu klik "Create" untuk menyelesaikan proses.
Setelah database terbentuk, kamu bisa mulai bikin tabel dan tambahkan kolom sesuai kebutuhan website. Proses ini bisa dilakukan langsung di phpMyAdmin lewat interface atau SQL tab untuk masukkan query manual seperti CREATE DATABASE nama_database;. Query ini cocok untuk testing, belajar, atau prototyping sebelum deploy ke hosting sungguhan.
Hosting cPanel dengan MySQL Database Wizard
Jika kamu pakai layanan hosting berbasis cPanel, cara buat database sangat gampang lewat MySQL Database Wizard. Login ke cPanel, pilih MySQL Database Wizard, lalu ikuti langkah membuat database, user, dan atur hak akses user ke database tersebut.
Wizard memandu kamu step by step pilihan nama database, username, sampai assign privilege seperti SELECT, INSERT, UPDATE atau ALL PRIVILEGES.
Fitur Wizard sangat berguna karena mengurangi risiko kesalahan teknis. Setelah selesai, kamu bisa cek database dan user di area MySQL Databases atau akses phpMyAdmin untuk memastikan koneksi berjalan lancar. Cara ini banyak dipakai oleh blogger dan pemilik website karena prosesnya cepat, aman, dan user‑friendly.
Platform cloud seperti Google Cloud SQL atau Amazon RDS
Platform cloud seperti Google Cloud SQL menawarkan cara modern untuk membuat database MySQL, PostgreSQL, atau SQL Server yang scalable. Di Google Cloud Console buka menu Cloud SQL, pilih engine, buat instance baru, lalu akses tab Database untuk buat database dengan nama, charset, dan kolasi sesuai kebutuhan.
Layanan ini cocok untuk kamu yang ingin website berjalan trafik tinggi atau butuh performa tinggi karena menyediakan backup otomatis, replikasi, akses aman, dan manajemen terpusat. Meski langkah awal lebih teknis dibanding localhost atau cPanel, namun cloud memberi fleksibilitas dan fitur enterprise yang sulit didapat dari hosting biasa.
Cara Membuat Database di Localhost (XAMPP + phpMyAdmin)
Apabila kamu menggunakan localhost sebagai tempat pengembangan, XAMPP dan phpMyAdmin jadi dua tools utama yang bisa diandalkan. Mulai dari instalasi, mengaktifkan Apache dan MySQL, hingga membuka phpMyAdmin—semuanya cukup dilakukan secara lokal di komputermu tanpa koneksi internet.
Setelah proses dasar tersebut selesai, kamu bisa langsung membuat database, menambahkan tabel, dan menyambungkannya ke script website. Yuk mulai dari langkah paling awal.
1. Instalasi XAMPP
Kamu perlu mengunduh XAMPP dari situs resmi Apache Friends. Pilih versi sesuai sistem operasi: Windows, Linux, atau macOS. Setelah file installer selesai diunduh, jalankan dan ikuti instruksi sampai XAMPP terpasang di perangkatmu.
XAMPP adalah paket perangkat lunak open‑source yang menggabungkan server web Apache, MariaDB (pengganti MySQL), PHP, serta phpMyAdmin. Paket ini memudahkan kamu membangun lingkungan localhost untuk testing website secara lokal sebelum online.
2. Menjalankan Apache dan MySQL
Setelah install selesai, buka XAMPP Control Panel. Kamu akan melihat modul seperti Apache, MySQL, FileZilla dan lainnya. Klik tombol "Start" pada Apache dan MySQL saja. Jika indikator berubah hijau dan muncul status "running", berarti server lokal sudah aktif.
Pastikan modul tetap aktif sepanjang proses pembuatan database dan pengujian website. Jika Apache atau MySQL tidak berjalan, localhost/phpMyAdmin tidak akan bisa diakses.
3. Akses phpMyAdmin via localhost/phpMyAdmin
Saat Apache dan MySQL berhasil berjalan, buka browser dan masukkan alamat localhost/phpMyAdmin lalu tekan Enter. Kamu akan diarahkan ke interface phpMyAdmin yang memungkinkan pengelolaan database MySQL/MariaDB secara visual.
Selain bisa langsung akses via URL, kamu juga dapat klik link phpMyAdmin pada halaman utama dashboard XAMPP di localhost. Setelah terbuka, kamu siap membuat database baru.
4. Buat Database Baru
Setelah kamu berhasil mengakses phpMyAdmin lewat localhost/phpMyAdmin
, tahap berikutnya adalah membuat database baru. Klik opsi New yang terletak di bagian sidebar sebelah kiri untuk memulai.
Selanjutnya, ketikkan nama database yang ingin kamu buat. Pilih nama yang deskriptif agar mudah dikenali dan sesuai dengan proyek yang sedang kamu kerjakan. Jika sudah, tekan tombol Create, lalu database baru akan muncul di daftar sidebar sebelah kiri.
Langkah ini jadi salah satu momen penting dalam proses membuat database website karena hingga titik ini, belum ada struktur yang bisa digunakan untuk menyimpan data. Database yang baru dibuat akan menjadi fondasi utama dalam pembuatan tabel, penyimpanan data pengguna, serta berbagai konten lainnya di situsmu.
5. Membuat Tabel Database
Begitu database selesai dibuat, langkah selanjutnya adalah menambahkan tabel sebagai tempat menyimpan data. Klik nama database yang tadi kamu buat di sidebar, lalu akan muncul formulir untuk membuat tabel baru. Masukkan nama tabel serta jumlah kolom yang dibutuhkan, kemudian tekan tombol Go.
Kemudian, lengkapi nama tiap kolom beserta tipe datanya—misalnya kolom id dengan tipe INT
, kolom name atau email dengan VARCHAR
, dan address dengan TEXT
, tergantung kebutuhan data yang akan kamu simpan.
Setelah semua kolom selesai diatur, klik Save. Tabel akan tersimpan di dalam database dan siap digunakan. Tahapan ini penting dalam proses cara membuat database website karena akan membentuk struktur data yang rapi, logis, dan mudah dikelola ke depannya.
6. Menyimpan Project ke folder htdocs
Supaya website bisa diakses di browser via localhost, kamu perlu menyimpan seluruh file project ke folder htdocs yang ada dalam direktori XAMPP (C:\xampp\htdocs). Buat folder baru contohnya “myproject” lalu masukkan semua file PHP, HTML, CSS, atau script lainnya di sana.
Ini bagian penting dalam rangka menjalankan cara membuat database website, karena server lokal hanya bisa menampilkan halaman web yang berada di folder htdocs. Misalnya kamu punya file index.php, maka kamu bisa akses localhost/myproject/index.php lewat browser.
7. Sambungkan Situs dengan Database
Langkah penutup untuk cara membuat database website adalah menyambungkan situs ke database yang sudah kamu buat. Buat script PHP—seperti koneksi.php atau config.php—kode contohnya:
<?php
$server = "localhost";
$user = "root";
$pass = "";
$database = "nama_database";
$conn = mysqli_connect($server, $user, $pass, $database);
if (!$conn) {
die("Gagal tersambung dengan database.");
}
?>
Ganti "nama_database" sesuai nama database yang kamu buat. Simpan file ini di folder project-mu di dalam htdocs.
Setelah file koneksi dibuat, kamu bisa memasukkannya ke file utama (misalnya index.php) menggunakan include_once("koneksi.php"). Kalau semua langkah benar, situs kamu sekarang sudah berhasil tersambung ke database dan siap melakukan operasi seperti SELECT, INSERT, UPDATE, atau DELETE data.
Cara Membuat Database via cPanel Hosting
Selain lewat localhost, cara lain yang umum digunakan untuk membuat database website adalah melalui layanan hosting berbasis cPanel. Metode ini cocok dipilih ketika kamu sudah siap menjalankan website secara online.
Prosesnya terdiri dari beberapa langkah penting, seperti login ke akun cPanel, membuat database dan user baru, mengatur privilege, hingga memastikan koneksi berhasil melalui phpMyAdmin. Dengan mengikuti tahapan ini, kamu bisa menyiapkan database produksi secara cepat dan aman.
1. Login ke cPanel
Pertama, akses akun hosting kamu lalu masuk ke dashboard cPanel. Biasanya kamu bisa langsung menuju menu MySQL Databases atau MySQL Database Wizard dari halaman utama. Login bisa dilakukan melalui link yang diberikan oleh provider hosting atau dari member area mereka.
Setelah berhasil masuk ke cPanel, scroll ke bagian Databases. Nantinya kamu akan menemukan menu bernama MySQL Databases atau MySQL Database Wizard. Dari sini kamu akan memulai proses pembuatan database dan pengguna supaya website bisa terhubung nantinya.
2. Buat Database dan User
Di bagian MySQL Databases, kamu akan menemukan kolom Create New Database. Ketik nama database yang kamu inginkan lalu klik tombol Create Database. Biasanya cPanel menambahkan prefix otomatis sesuai username akun cPanel, misalnya user_namadb.
Jika database sudah terbentuk, lanjut scroll ke bagian MySQL Users di bawahnya. Buat user baru dengan masukkan username dan password. Gunakan Password Generator jika tersedia agar password kuat. Setelah itu klik Create User untuk menyelesaikannya.
3. Assign User ke Database dan Set Privilege
Untuk menghubungkan user ke database yang kamu buat, temukan bagian Add User To Database. Pilih user dan database dari dropdown menu lalu tekan tombol Add.
Setelah itu halaman privilege akan terbuka. Kamu bisa beri hak akses seperti SELECT, INSERT, UPDATE, atau pilih All Privileges agar user bisa kelola database sepenuhnya. Klik Make Changes untuk konfirmasi. Notifikasi sukses akan muncul jika semuanya berhasil.
4. Cek Koneksi Database via phpMyAdmin
Kemudian, jika user berhasil di-assign, kamu bisa memeriksa apakah koneksi ke database berjalan lancar lewat phpMyAdmin. Biasanya tersedia di cPanel di bawah menu Databases → PHPMyAdmin.
Klik link phpMyAdmin lalu login jika diminta (biasanya otomatis). Jika database dan tabel muncul, berarti proses cara membuat database website telah berhasil selesai. Kamu dapat membuat tabel, mengisi data, atau mengatur struktur lebih lanjut melalui interface ini.
Perbandingan: Localhost vs cPanel
Setelah memahami cara membuat database di localhost maupun lewat hosting berbasis cPanel, sekarang saatnya melihat perbandingannya secara langsung. Keduanya punya keunggulan tersendiri—mulai dari kemudahan instalasi, tingkat aksesibilitas, hingga keamanan dan tujuan penggunaannya.
Pemahaman ini akan membantumu menentukan pendekatan yang paling cocok, apakah untuk pengembangan lokal saat belajar atau uji coba, atau langsung diterapkan di lingkungan online untuk keperluan produksi. Mari bahas poin-poin utamanya secara lebih terstruktur.
Kemudahan Penggunaan dan Aksesibilitas
Pada localhost, seperti XAMPP, kamu menikmati pengaturan yang sangat cepat—cukup install paket, jalankan Apache & MySQL, lalu akses via localhost/phpMyAdmin. Prosesnya intuitif tanpa perlu internet atau server eksternal. Cocok buat belajar, eksperimen, dan pengembangan awal (development).
Sementara di cPanel hosting, akses terjadi lewat browser dari lokasi mana saja asal kamu punya kredensial login. Proses pembuatan database, user, dan pengaturan privilege sudah dibantu interface, tapi tetap butuh koneksi internet dan login ke panel tiap kali ingin akses phpMyAdmin atau pengaturan lain—kurang fleksibel dibanding localhost tapi tetap cukup user‑friendly.
Kegunaan untuk Pengembangan vs Produksi
Localhost ideal untuk pengembangan website karena tidak terpengaruh koneksi internet, keamanan eksternal, dan biaya hosting. Cocok untuk testing, debugging, atau membuat situs prototype tanpa risiko downtime atau ekspos data ke publik.
Sebaliknya cPanel hosting digunakan untuk environment produksi yang bisa diakses publik. Database di server hosting lebih andal, aman, dan tersedia fitur backup otomatis serta manajemen pengguna. Cocok jika kamu ingin website benar-benar live dan melayani pengunjung secara real-time.
Kecepatan dan Performa Sistem
Pada pengaturan localhost seperti XAMPP, performa sistem sangat tergantung pada perangkat lokalmu. Karena tidak perlu akses internet, kecepatan load halaman sangat tinggi sehingga cocok untuk eksperimen dan pengembangan cepat.
Lingkungan lokal memungkinkan kamu membuat perubahan ulang tanpa delay, bahkan bisa jalankan multiple proyek WordPress secara offline.
Sementara di hosting cPanel, performa database dan sistem bergantung pada kualitas server hosting; shared hosting sering berbagi sumber daya dengan pengguna lain sehingga mengalami penurunan ketika trafik naik.
Namun untuk pengguna skala kecil sampai menengah, layanan PHP MySQL hosting tetap bisa lancar dan stabil jika pilih provider yang andal dan punya uptime tinggi.
Keamanan dan Manajemen Akses
Localhost sangat aman karena hanya berjalan di komputer sendiri. Sistem tidak terekspos internet, membuatmu bebas eksperimen tanpa risiko serangan eksternal. Cocok untuk coba plugin, tema, atau update sebelum diterapkan ke situs live.
Di hosting berbasis cPanel, kamu mendapat fitur keamanan profesional seperti SSL otomatis, firewall, IP blocking, dan pengaturan akses user ke database. Privilege bisa diatur agar hanya user tertentu yang bisa SELECT, INSERT, EDIT, atau ALL ACCESS. Fitur remote MySQL juga memudahkan akses lain asal IP telah diizinkan.
Biaya dan Infrastruktur yang Dibutuhkan
Hostname localhost hanya perlu perangkat komputer dan paket XAMPP yang gratis. Tidak perlu biaya hosting, domain, atau server eksternal. Cocok untuk belajar, prototyping, atau pengembangan awal tanpa anggaran tambahan.
Di sisi lain, hosting cPanel memerlukan biaya berlangganan bulanan atau tahunan. Shared hosting yang murah sudah cukup untuk website kecil, tapi paket VPS atau Managed hosting akan lebih mahal tapi memberi kontrol dan performa lebih baik. Infrastruktur tambahan seperti backup otomatis, monitoring, dan support sering disediakan sebagai bagian layanan berbayar.
Kesimpulan
Sekarang kamu telah memahami cara membuat database website baik melalui localhost menggunakan XAMPP dan phpMyAdmin maupun lewat cPanel hosting.
Di sisi lokal, prosesnya cocok untuk pengembangan dan pengujian karena gratis, cepat, dan mudah diatur. Sementara untuk kebutuhan produksi, cPanel memberikan kontrol penuh, keamanan lebih baik, serta akses online yang stabil.
Keduanya punya keunggulan masing-masing tergantung tujuanmu—apakah untuk belajar, uji coba, atau langsung go-live. Dengan menguasai kedua pendekatan ini, kamu sudah selangkah lebih siap dalam membangun sistem database yang fungsional dan profesional untuk website-mu.
Kalau kamu ingin langsung fokus ke pengembangan website tanpa repot urus teknis database, di sinilah peran jasa web development jadi solusi. Tim profesional bisa bantu dari perencanaan struktur data, setup backend, hingga integrasi ke tampilan website yang siap pakai—semua dikerjakan efisien dan tepat sasaran.
DCLIQ sebagai digital agency hadir bukan cuma membangun website, tapi juga merancangnya agar kuat secara fungsi dan identitas brand. Dengan pengalaman di bidang UI/UX, sistem manajemen konten, hingga strategi digital, DCLIQ bantu kamu wujudkan website yang tidak hanya jalan, tapi juga berdampak.
