11 July 2025
Memahami riwayat sebuah situs kerap menentukan tingkat kepercayaan pengunjung. Salah satu langkah kunci ialah cara cek kapan website dibuat — informasi ini menunjukkan seberapa lama domain bertahan, reputasi, serta potensi keamanannya.
Bagi pebisnis online, investor domain, maupun praktisi SEO, usia situs membantu memprediksi stabilitas trafik, kualitas tautan, serta nilai jual. Makin tua domain, makin besar kemungkinan ia memiliki jejak tautan alami, sesuatu yang berperan besar pada peringkat pencarian.
Pemeriksaan usia juga mencegah penipuan. Situs baru kadang terlibat praktik meragukan; sebaliknya, halaman yang konsisten sejak bertahun-tahun lebih mudah dipercaya. Itulah alasan cara cek kapan website dibuat patut ada di daftar audit keamanan dan marketing-mu.
Pada artikel ini, kamu akan belajar beberapa teknik praktis tanpa perlu tools mahal. Mulai WHOIS resmi, arsip publik, hingga utilitas registrar lokal, tiap cara disusun agar kamu bisa memilih solusi sesuai kebutuhan.
Cara Cek Kapan Website Dibuat
Untuk mengeksekusi cara cek kapan website dibuat, kita perlu memanfaatkan basis data publik yang mencatat detail pendaftaran domain. Catatan ini bersifat global, sehingga hampir tiap domain memiliki rekam jejak komplit.
Ingat, usia situs bukan hanya angka. Nilai histori tersebut akan berpengaruh pada kredibilitas, SEO, bahkan tawar-menawar saat proses akuisisi. Oleh karena itu, sesi berikutnya menguraikan manfaat praktis sebelum masuk ke langkah teknis.
Pentingnya Mengetahui Tanggal Pembuatan Website
Mesin pencari kerap menganggap domain senior lebih tepercaya sebab sudah melewati banyak pembaruan algoritma. Google, misalnya, memperhitungkan sinyal otoritas: profil tautan, jejak konten, serta interaksi pengguna.
Investor domain menilai usia sebagai indikator reputasi. Domain berumur panjang sering kali memiliki backlink organik, sehingga nilainya bisa melampaui biaya registrasi awal.
Pengunjung biasa pun diuntungkan. Saat mengecek toko online atau portofolio, informasi umur situs dapat menjadi alarm bila ditemukan domain baru yang menawarkan promo berlebihan. Intinya, tahu tanggal pembuatan berarti menambah lapis proteksi bagi keputusanmu.
Cara 1 – WHOIS
WHOIS merupakan direktori global yang memuat data registrasi tiap domain: tanggal pembuatan, registrar, masa berlaku, hingga kontak administratif. Aksesnya gratis, sehingga cara ini jadi pilihan favorit banyak webmaster.
Setiap pencarian WHOIS mengembalikan kolom “Creation Date”. Cocokkan informasi itu pada kebutuhanmu. Apabila situs memakai layanan privasi, kolom tetap menampilkan tanggal registrasi asli meski data kontak disamarkan.
Tool umum untuk WHOIS antara lain Whois.com, Hostinger WHOIS Checker, serta Netim. Kamu cukup memasukkan nama domain, klik “Search”, lalu catat baris “Creation” atau “Registered On”.
ICANN Lookup Resmi
ICANN, otoritas pengelola nama domain internasional, menyediakan tool resmi “Registration Data Lookup”. Sumber ini paling valid sebab menarik data langsung dari registrar terakreditasi.
Langkahnya sederhana: buka lookup.icann.org, masukkan domain, lalu tekan Enter. Pada hasil, perhatikan bagian “Created”. Kolom itu menampilkan tanggal pasti registrasi pertama.
Kelebihan ICANN Lookup yaitu transparansi tinggi serta akurasi waktu sinkron. Hasil biasanya diperbarui rutin sesuai laporan registrar, sehingga sangat andal untuk audit legal maupun investigasi siber.
Tool Registrar Lokal
Kadang domain .ID atau ekstensi regional lain lebih cepat dicek lewat registrar lokal karena catatan WHOIS global memerlukan propagasi. Beberapa penyedia populer ialah Jagoan Hosting serta Qwords.
Proses umumnya mirip: akses halaman “Cek Umur Domain”, ketik nama domain, lalu sistem menampilkan tanggal registrasi, masa aktif, hingga status DNS. Interface berbahasa Indonesia membuat pemula lebih nyaman.
Tips: bandingkan data registrar lokal itu pada hasil ICANN Lookup. Bila tanggal tidak selaras, kemungkinan besar domain pernah ditransfer atau ada pembaharuan informasi belum tersinkron ke basis global.
Cara 2 – Wayback Machine

Wayback Machine, layanan arsip publik milik Internet Archive, menyimpan cuplikan laman sejak 1996. Melalui snapshot paling awal, kamu bisa menaksir usia aktual situs saat data WHOIS tidak memadai.
Teknik ini ideal saat domain pernah berpindah tangan, sebab arsip tetap menampilkan versi konten asli. Pelajari cara cek kapan website dibuat lewat arsip supaya penilaian reputasi lebih presisi.
Langkah-langkahnya:
1. Buka wayback.archive.org lalu ketikkan URL.
2. Perhatikan kalender; klik tahun tertua yang tercatat.
3. Pilih tanggal paling awal berwarna biru — itulah snapshot pertama yang tersedia.
4. Catat tahun perdana itu sebagai indikator usia konten, lalu bandingkan informasi WHOIS guna memverifikasi.
Kamu wajib paham batas cara ini. Wayback hanya menampilkan waktu pertama kali crawler menangkap situs, bukan tanggal persis unggah kode. Jika robots.txt menghalangi perayapan, arsip pun kosong. Maka, gunakan Wayback sebagai validasi tambahan, bukan satu-satunya patokan umur domain.
Cara 3 – Metadata Source Code
Banyak CMS serta builder konten menanam tag meta seperti article:published_time, datePublished, atau skema JSON-LD dateCreated pada bagian <head>.
Menelusuri tag ini memberi petunjuk cepat kapan halaman pertama kali dirilis. Proses berikut memudahkan cara cek kapan website dibuat terutama untuk halaman artikel atau landing page spesifik.
Panduan pengecekan:
1. Buka halaman target lalu tekan Ctrl + U (View Page Source).
2. Pakai Ctrl + F dan ketik kata kunci: publish, created, datePublished, atau article:published_time.
3. Jika tag ditemukan, salin nilai waktu ISO 8601-nya (mis. 2023-02-17T08:23:00Z).
4. Untuk konfirmasi, buka DevTools (F12) → Network → Headers dan cek Last-Modified guna melihat kapan file disimpan terakhir kali.
Perlu dicatat, tag meta bisa berubah saat konten diperbarui, sedangkan header Last-Modified bergantung server cache. Oleh karena itu, kombinasikan temuan metadata bersama hasil WHOIS serta snapshot Wayback agar estimasi umur makin akurat.
Cara 4 – Website Age Checker
Website-age checker ialah layanan daring siap pakai yang langsung menghitung umur domain berbasis data WHOIS publik. Solusi ini cocok saat kamu butuh hasil cepat atau hendak membandingkan beberapa situs sekaligus. Banyak platform bahkan menampilkan selisih waktu (tahun-bulan-hari) sehingga proses audit terasa lebih praktis.
Langkah-langkahnya:
1. Buka tool seperti SE Ranking Domain Age Checker, SmallSEOTools, atau WhatsMyDNS.
2. Ketik nama domain, tekan “Check”.
3. Catat tanggal “Registered On” beserta umur otomatis.
4. Ekspor laporan bila tersedia guna dokumentasi portofolio.
Meskipun praktis, tools gratis kerap membatasi kuota harian serta memuat iklan. Pastikan hasil selaras WHOIS resmi; ketidaksamaan berarti cache belum tersinkron atau domain sempat pindah registrar.
Cara 5 – Tanggal Pengindeksan Google

Google Search Console menyediakan kolom “First indexed” pada fitur URL Inspection. Tanggal ini menjawab kapan crawler Google pertama kali menaruh laman di indeks, sehingga berguna saat kamu menilai visibilitas awal konten.
Panduan cepat:
1. Masuk Search Console, pilih properti → URL Inspection.
2. Tempel URL, lalu tekan Enter.
3. Perhatikan baris “First indexed on” serta “Last crawl”.
4. Jika angka kosong, laman belum terindeks; kirim permintaan “Request Indexing” untuk memicu perayapan.
Alternatif publik yaitu operator cache: atau opsi “Cached” pada menu tiga titik di hasil penelusuran. Tanggal cache sering mendekati indeks awal, meski bukan jaminan akurat. Gabungkan temuan ini bersama cara cek kapan website dibuat via WHOIS maupun arsip Wayback agar gambaran histori makin solid.
Tips Mengartikan & Memvalidasi Data Creation Date
Memadukan tiap cara akan menghasilkan kesimpulan lebih kredibel. Berikut prinsip validasi:
1. Bandingkan tiga sumber utama: WHOIS, snapshot Wayback, serta Search Console. Bila selisih lebih dari 30 hari, telusuri riwayat transfer atau pergantian CMS.
2. Periksa pola backlink via Ahrefs/SE-Ranking; tautan alami pada tahun awal menandakan domain aktif sejak pendaftaran.
3. Gunakan bukti ganda (screenshot, file CSV) sebelum negosiasi harga domain agar argumen umur lebih kuat.
4. Waspadai domain parkir: situs yang lama kosong sering menampung spam, meski tanggal registrasi tua.
Pendekatan holistik ini menjaga keputusan investasi, reputasi brand, serta keamanan pengunjungmu.
Kesimpulan
Menilai usia domain merupakan fondasi kredibilitas, sebab data WHOIS, Wayback Machine, metadata sumber kode, website-age checker, serta tanggal pengindeksan Google saling melengkapi guna memetakan histori web.
Urutan cara tersebut memudahkan cara cek kapan website dibuat, mulai registrasi resmi sampai jejak konten pertama, sehingga pebisnis, praktisi SEO, maupun investor mampu menakar reputasi sekaligus nilai jual.
Memadukan kelima teknik meminimalkan bias waktu cache, transfer registrar, atau pergantian CMS; perbandingan lintas sumber memberi verifikasi kuat atas tanggal pembuatan sejati.
Menerapkan cara cek kapan website dibuat lewat pendekatan holistik pun membantu menghindari domain parkir berisiko, memperkuat strategi optimasi mesin telusur, serta meningkatkan rasa aman pengunjung serta klien.
Jika kamu ingin membangun website yang kredibel sejak awal—termasuk dari sisi struktur teknis, performa, hingga rekam jejak digital—menggandeng jasa web development profesional adalah langkah yang bijak. Bukan hanya soal tampilannya, tapi juga bagaimana domain dan situsmu akan terbaca optimal oleh mesin pencari sejak hari pertama.
DCLIQ sebagai digital agency siap membantumu merancang website yang bukan cuma menarik secara visual, tetapi juga kuat secara fondasi teknis dan SEO-ready. Kami percaya bahwa reputasi online dibangun dari detail yang tak kasat mata—dan itulah yang kami pastikan hadir dalam setiap proyek yang kami tangani.