14 November 2025
Seiring dengan pesatnya perkembangan dunia digital, 7 jenis digital marketing kini menjadi pilar utama bagi setiap bisnis yang ingin lebih dari sekadar hadir, melainkan mampu berkomunikasi langsung dengan audiens yang tepat sasaran.
Melalui pemahaman mendalam tentang 7 jenis digital marketing ini, kamu bisa menentukan strategi paling relevan dan menyusunnya secara terintegrasi agar seluruh upaya pemasaran berjalan efektif dan saling mendukung.
Dalam artikel ini, kamu akan diajak menyelami satu per satu jenis digital marketing yang paling efektif, dimulai dari yang paling mendasar dan berpengaruh, yaitu SEO (Search Engine Optimization). Yuk, baca sampai akhir biar kamu tahu strategi mana yang paling cocok untuk bisnismu!
7 Jenis Digital Marketing yang Harus Kamu Ketahui
Sekarang, mari kita bahas satu per satu 7 jenis digital marketing yang sedang banyak digunakan oleh bisnis-bisnis modern. Tiap jenis memiliki gaya main, kelebihan, dan tantangannya sendiri.
Kalau kamu sudah mengetahui karakter dari masing-masing jenis digital marketing, akan lebih mudah menentukan kombinasi strategi yang cocok untuk bisnismu sebelum lanjut ke bagian selanjutnya.
1. Search Engine Optimization (SEO)
Pada bagian ini kamu akan memahami posisi utama SEO dalam kerangka jenis digital marketing, bagaimana ia bekerja sebagai fondasi, serta alasannya mengapa kamu sebaiknya memanfaatkannya sebelum berpindah ke jenis lainnya.
Apa itu SEO?
Search Engine Optimization (SEO) adalah rangkaian upaya agar situs web atau kontenmu muncul di posisi atas hasil pencarian organik di mesin pencari seperti Google Search atau Bing.
SEO mencakup aspek teks (kata kunci), teknis (struktur situs, kecepatan halaman), dan tautan balik (backlink) agar situsmu dianggap relevan dan berkualitas oleh mesin pencari.
Mengapa SEO jadi jenis digital marketing penting?
SEO menjadi bagian integral dari digital marketing karena:
1. Ia memungkinkan bisnismu ditemukan secara organik oleh calon pelanggan yang aktif mencari produk atau jasa serupa, bukan hanya diuntai melalui iklan.
2. Biaya jangka panjang cenderung lebih rendah dibanding pemasaran berbayar, karena trafik berasal dari pencarian alami. Sebagai contoh, salah satu sumber menyebut bahwa optimasi SEO adalah elemen dasar yang mendukung strategi digital secara keseluruhan.
3. SEO mendukung semua jenis pemasaran digital lainnya; konten yang dioptimalkan secara SEO dapat dibagikan melalui media sosial, email, dan kanal lainnya, jadi ia bukan berdiri sendiri melainkan bersinergi.
Contoh penerapan SEO dalam bisnis
Beberapa contoh nyata penerapan SEO yang bisa kamu adaptasi:
1. Meneliti kata kunci yang relevan dengan produk/jasa kamu, kemudian mengoptimalkan judul, meta deskripsi, dan konten situs agar menargetkan kata kunci tersebut secara alami.
2. Memastikan struktur teknis situs seperti waktu muat cepat, tampilan responsif di perangkat seluler, serta navigasi yang mudah agar mesin pencari bisa mengindeks situs dengan lebih baik.
3. Membangun backlink berkualitas, misalnya melalui guest blog, kolaborasi dengan situs relevan, atau publikasi konten yang dibagikan banyak orang, untuk meningkatkan otoritas domain dan posisi pencarian.
2. Social Media Marketing
Pada bagian kedua ini, kita akan membahas social media marketing sebagai salah satu dari 7 jenis digital marketing yang harus kamu ketahui.
Kamu akan memahami apa itu, keunggulan dan tantangannya, serta channel populer dan studi kasus yang bisa dijadikan referensi sebelum kita lanjut ke jenis selanjutnya.
Definisi Social Media Marketing
Social media marketing adalah rangkaian kegiatan pemasaran yang memanfaatkan kanal-kanal sosial seperti media sosial untuk membangun interaksi, memperluas jangkauan merk dan mengonversi audiens menjadi pelanggan.
Melalui social media marketing, kamu bisa membuat konten, menargetkan audiens spesifik, memantau interaksi langsung, dan membangun komunitas di sekitar merkmu.
Dengan demikian, social media marketing menjadi strategi yang sangat relevan untuk bisnis yang ingin hadir secara aktif dan responsif di era digital.
Keunggulan dan tantangan channel sosial
Keunggulan social media marketing antara lain:
1. Jangkauan luas dan biaya yang relatif rendah untuk mulai-mulai saja, terutama untuk bisnis kecil.
2. Kemampuan membangun hubungan langsung dengan audiens, memperoleh feedback dan meningkatkan loyalitas merk.
3. Targeting yang lebih spesifik melalui iklan berbayar di platform sosial, serta analitik yang membantu memahami performa kampanye.
Namun tantangannya juga nyata:
1. Algoritma platform media sosial sering berubah, sehingga kamu perlu terus menyesuaikan strategi.
2. Ruang persaingan yang sangat ramai, banyak brand yang mencoba memanfaatkan sosial sehingga kontenmu bisa hilang di tengah keramaian.
3. Sulit membuktikan ROI (return on investment) yang konkret dalam beberapa kasus, terutama jika tujuan adalah engagement jangka panjang.
Platform yang populer dan studi kasus
Beberapa platform sosial paling populer yang sering digunakan dalam social media marketing adalah:
1. Instagram, sangat efektif untuk konten visual dan membangun komunitas melalui foto & video.
2. TikTok, telah menjadi platform viral yang memungkinkan kampanye kreatif dengan jangkauan besar, khususnya generasi muda.
3. Facebook, masih kuat di banyak demografis dan mendukung iklan sosial berbayar secara masif.
Contoh studi kasus yang bisa kamu jadikan inspirasi:
1. Brand-brand besar yang menggunakan social media marketing secara kreatif dan berhasil membangun engagement serta community sekitar merek mereka.
2. Studi lokal di Indonesia menunjukkan bahwa platform seperti Instagram sangat populer untuk distribusi informasi produk maupun merek di sektor-tertentu.
3. Content Marketing

Bagian ketiga ini akan mengajak kamu memahami peran content marketing sebagai salah satu dari jenis digital marketing yang harus kamu ketahui.
Kamu akan melihat apa itu, jenis konten yang sering digunakan, dan bagaimana content marketing berafiliasi erat dengan SEO serta social media sebelum kita melanjutkan ke jenis keempat.
Apa yang dimaksud content marketing?
Content marketing adalah strategi pemasaran yang berfokus pada pembuatan dan distribusi konten yang bernilai guna, relevan, serta konsisten untuk menarik dan mempertahankan audiens yang sudah ditetapkan, serta akhirnya mendorong aksi yang menguntungkan.
Konten tersebut bukan semata iklan langsung produk atau jasa, melainkan membantu audiens memecahkan masalah, memperoleh informasi, atau membangun kepercayaan terhadap merek kamu.
Dengan demikian, kamu menempatkan merek kamu sebagai sumber terpercaya dan relevan, yang sangat penting dalam era digital di mana audiens selektif memilih apa yang mereka konsumsi.
Konten jenis apa saja yang sering digunakan?
Konten yang sering digunakan dalam content marketing meliputi berbagai format, antara lain:
1. Blog post atau artikel yang menjawab pertanyaan atau kebutuhan audiens.
2. Video atau podcast yang memungkinkan penyampaian yang lebih audio visual sehingga lebih engaging.
3. Infografis atau gambar visual yang mempermudah penyampaian data atau informasi kompleks.
4. Ebook, panduan, webinar, dan berbagai jenis konten panjang lainnya yang digunakan untuk membangun otoritas dan memperdalam relasi dengan audiens.
Hubungan content marketing dengan SEO & social media
Hubungan antara content marketing, SEO dan social media sangat erat dan saling mendukung. Misalnya, content marketing menyediakan konten berkualitas yang dapat dioptimasi agar muncul di hasil pencarian organik, ini adalah kontribusi SEO.
Di sisi lain, konten itu juga bisa didistribusikan melalui platform sosial untuk memperluas jangkauan, meningkatkan engagement, dan memperkuat keberadaan merek kamu di media sosial.
Dengan demikian, ketika kamu menggabungkan ketiga elemen, content marketing, SEO dan social media, secara strategis, maka kamu bisa membangun ekosistem pemasaran digital yang lebih kokoh: konten bagus ditemukan lewat pencarian, didengar atau dilihat di sosial, lalu membawa audiens ke situs kamu untuk konversi.
4. Email Marketing
Pada bagian keempat ini, kita akan menggali peran penting email marketing sebagai salah satu dari jenis digital marketing yang harus kamu ketahui. Kamu akan belajar alasan kenapa email masih relevan, bagaimana praktik efektifnya, serta KPI utama yang harus diukur sebelum kita lanjut ke jenis selanjutnya.
Kenapa email tetap relevan dalam digital marketing?
Meski muncul banyak kanal baru, email marketing tetap punya tempat strategis dalam pemasaran digital karena beberapa alasan.
Pertama, email memungkinkan kamu mengirim pesan langsung ke kotak masuk audiens yang sudah memilih untuk menerima, artinya kamu punya media milik sendiri yang bebas dari algoritma sosial.
Kedua, kanal ini terbukti cost-effective: relatif murah untuk dijalankan, namun potensi ROI (return on investment) tinggi.
Ketiga, email dapat menjalin hubungan lebih personal dan berkelanjutan dengan audiens, baik untuk nurture leads, mempertahankan pelanggan, maupun mengarahkan mereka ke konversi.
Praktik efektif email marketing
Untuk menjalankan email marketing secara efektif, beberapa praktik berikut perlu kamu terapkan:
1. Segmentasi dan personalisasi: Pisahkan daftar email kamu berdasarkan karakteristik seperti minat, pembelian sebelumnya, atau tahapan dalam funnel sehingga konten yang dikirim lebih relevan bagi tiap audiens.
2. Automasi dan workflow: Buat rangkaian email otomatis seperti welcome series, re-engagement untuk yang tidak aktif, atau email follow-up setelah pembelian, ini akan meningkatkan efisiensi dan relevansi pesan.
3. Optimasi pengiriman dan desain: Pastikan email menampilkan baik di perangkat mobile, waktu pengiriman sesuai aktifitas audiens, dan pastikan tingkat deliverability tinggi (menghindari spam).
4. Konten yang bernilai: Jangan hanya promo, kirim konten edukasi, update menarik, atau nilai tambah yang menjaga pelanggan tetap engaged.
KPI yang harus diukur
Untuk mengetahui apakah kampanye email kamu sukses, kamu perlu melacak sejumlah indikator kinerja utama (KPI). Beberapa KPI penting antara lain:
a. Open rate – Persentase email yang dibuka dari yang dikirim.
b. Click-through rate (CTR) – Persentase penerima yang mengklik tautan di email.
c. Bounce rate – Persentase email yang gagal dikirim karena alamat tidak valid atau server menolak.
d. Conversion rate – Persentase penerima email yang melakukan aksi yang diinginkan (misalnya pembelian, sign-up).
e. Unsubscribe rate & spam complaint rate – Ukuran seberapa banyak orang keluar dari daftar atau menandai email sebagai spam; indikator penting kesehatan daftar.
5. Affiliate/Influencer Marketing

Di bagian kelima dari pembahasan jenis digital marketing ini, kita akan mengupas strategi pemasaran yang memanfaatkan kerjasama dengan pihak eksternal, yaitu affiliate marketing dan influencer marketing.
Kamu akan memahami perbedaan antara keduanya, bagaimana bisnis bisa memanfaatkannya secara optimal, serta risiko yang perlu diperhatikan agar hasilnya sukses.
Perbedaan affiliate marketing dan influencer marketing
1. Affiliate marketing adalah pola pemasaran berbasis kinerja di mana pihak afiliasi (affiliates) memperoleh komisi setiap kali mereka berhasil mengarahkan kunjungan, lead atau penjualan ke bisnis kamu.
2. Influencer marketing adalah strategi yang bermitra dengan individu atau “influencer” yang memiliki pengaruh atau kredibilitas di mata audiensnya, yang kemudian mempromosikan produk atau jasa kamu, lebih menitikberatkan pada kesadaran merek (brand awareness) dan engagement dibanding semata konversi langsung.
Perbedaan utama: cara pembayaran, tujuan kampanye, dan pengukuran hasil. Misalnya, affiliate marketing umumnya berbasis hasil konkret (pay-per‐sale) sedangkan influencer marketing mungkin memerlukan biaya awal dan lebih fokus pada jangka panjang.
Meskipun berbeda, keduanya bisa saling melengkapi. Misalnya influencer bisa juga berfungsi sebagai affiliate, dan kamu bisa menggabungkan kedua jenis untuk hasil optimal.
Bagaimana bisnis bisa memanfaatkan jenis ini?
1. Untuk affiliate marketing:
a) Buat program afiliasi resmi untuk mitra yang relevan, tetapkan komisi yang menarik serta pelacakan yang jelas agar kamu membayar hanya saat hasil nyata terjadi.
b) Pilih mitra yang audiensnya sesuai dengan produk/jasa kamu agar lebih mudah mencapai target konversi.
2. Untuk influencer marketing:
a) Pilih influencer yang audiensnya relevan, memperhatikan nilai‐nilai merek dan kredibilitas mereka, karena endorsement yang terasa otentik cenderung lebih efektif.
b) Gunakan format konten yang tepat seperti video, ulasan produk, story, atau live session agar audiens merasa koneksi dan mengubahnya menjadi aksi.
3. Strategi kombinasi: kamu bisa menjalankan kampanye influencer yang juga dilengkapi link afiliasi untuk melacak hasil konversi, sehingga mendapatkan manfaat kesadaran dari influencer dan kinerja dari affiliate.
Untuk bisnis di Indonesia, aspek lokal seperti memilih influencer mikro atau komunitas niche mungkin lebih efektif karena biaya lebih terjangkau dan engagement lebih personal.
Risiko dan tips suksesnya
1. Risiko:
a) Terkait affiliate: mitra mungkin menggunakan praktik kurang etis (spam, link tak relevan) yang bisa merusak reputasi bisnis.
b) Terkait influencer: jika memilih influencer yang tidak relevan atau tidak transparan, maka audiens bisa merasa promosi kurang jujur atau bahkan menolak, yang bisa merusak kredibilitas.
c) Pengukuran hasil influencer bisa lebih sulit dibanding affiliate, karena tujuan bisa berupa awareness bukan hanya penjualan langsung.
2. Tips sukses:
a) Tetapkan tujuan kampanye yang jelas (konversi vs awareness) agar kamu memilih jenis pemasaran yang tepat.
b) Gunakan kontrak atau kerangka kerja yang mengatur metrik, durasi kerjasama, konten, dan transparansi (misalnya disclosure untuk influencer).
c) Monitor dan analisa hasil secara berkala: untuk affiliate, lihat konversi, untuk influencer, lihat engagement, reach dan dampak merek.
d) Pilih mitra yang relevan, kredibel, dan cocok dengan karakter merek kamu agar kolaborasi terasa alami dan bukan sekadar promosi paksa.
e) Pastikan pelacakan data dan atribusi berjalan baik; tanpa sistem yang baik, kamu bisa membayar banyak namun hasilnya minim.
6. Pay-Per-Click (PPC)/Search Engine Marketing (SEM)
Di bagian keenam dari pembahasan jenis digital marketing ini, kamu akan mempelajari secara detail tentang PPC/SEM, bagaimana cara kerjanya, kapan jenis ini lebih unggul dibanding strategi lain, serta tugas pengukuran yang harus dilakukan agar investasi pemasaran kamu benar-benar efektif.
Definisi PPC/SEM dan bagaimana cara kerjanya
Istilah Search Engine Marketing (SEM) mencakup strategi pemasaran melalui mesin pencari yang bertujuan meningkatkan visibilitas situs kamu, terutama melalui iklan berbayar.
Sedangkan Pay‑Per‑Click (PPC) adalah model iklan digital di mana kamu membayar hanya kalau seseorang klik iklan kamu.
Cara kerjanya:
1. Kamu memilih kata kunci (keyword) yang relevan dengan produk atau jasa kamu, yang kemungkinan besar dicari oleh calon pelanggan.
2. Kamu memasang tawaran (bid) untuk kata kunci tersebut di platform iklan mesin pencari.
3. Saat seseorang mencari menggunakan kata kunci itu, iklanmu bisa muncul di bagian atas hasil pencarian (SERP) dan kamu dikenakan biaya jika iklan diklik.
4. Selanjutnya kamu mengukur hasilnya: klik → menuju situs → apakah menghasilkan tindakan yang diinginkan (misalnya pembelian, formulir terisi) → lalu evaluasi biaya per aksi.
Kapan PPC lebih baik dibanding SEO?
Ada beberapa kondisi ketika menggunakan PPC lebih cocok dibanding mengandalkan hanya Search Engine Optimization (SEO):
1. Ketika kamu membutuhkan hasil segera: PPC memungkinkan muncul di bagian atas hasil pencarian hampir langsung setelah kampanye aktif, sedangkan SEO bisa butuh waktu berminggu-minggu atau berbulan.
2. Jika kamu memasuki pasar atau produk baru yang belum punya otoritas atau cukup trafik organik: PPC membantu mempercepat visibilitas.
3. Bila kata kunci tertentu sangat kompetitif sehingga organik sulit untuk bersaing dalam waktu dekat, maka investasi PPC bisa lebih realistis untuk jangka pendek.
4. Namun, SEO tetap penting untuk jangka panjang karena biaya akuisisinya bisa lebih rendah seiring waktu. Maka kombinasi keduanya sering kali ideal.
Contoh tugas dan pengukuran efektifitasnya
Beberapa tugas spesifik yang harus dilakukan ketika menjalankan PPC/SEM:
1. Riset kata kunci yang relevan dan bernilai konversi tinggi.
2. Membuat grup iklan (ad groups) dengan variasi kata kunci dan pesan iklan (ad copy).
3. Menetapkan anggaran harian atau total campaign, memilih tawaran maksimal (bid), dan memilih target geografis/segmentasi audiens.
4. Membuat landing page yang sesuai dengan iklan agar pengunjung termotivasi melakukan aksi (misalnya beli, isi formulir).
5. Mengoptimasi kampanye secara rutin: menyesuaikan tawaran, mengevaluasi kata kunci yang berkinerja buruk, menambahkan ekstensi iklan, dan melakukan A/B testing.
Untuk pengukuran efektifitas (KPI) yang perlu dipantau:
1. Cost-per-click (CPC): berapa biaya yang kamu bayar per klik.
2. Click-through rate (CTR): persentase orang yang melihat iklan lalu klik.
3. Conversion rate: persentase pengunjung dari klik yang melakukan aksi yang diinginkan.
4. Cost-per-acquisition (CPA) atau cost per konversi: berapa biaya rata-rata untuk mendapatkan satu aksi.
5. Return on Ad Spend (ROAS): seberapa banyak pendapatan yang dihasilkan dibanding biaya iklan.
7. Mobile Marketing
Bagian ketujuh ini mengajak kamu memahami mobile marketing sebagai salah satu dari 7 jenis digital marketing yang harus kamu ketahui. Kamu akan melihat apa itu mobile marketing, mengapa kamu harus memasukkannya ke strategi kamu, dan tips implementasi yang efektif agar tidak sekadar hadir tetapi benar-benar menghasilkan.
Apa itu mobile marketing (SMS, app push, lokasi)?
Mobile marketing adalah strategi pemasaran yang memanfaatkan perangkat mobile seperti smartphone atau tablet untuk menjangkau audiens target.
Bentuk-bentuk yang umum antara lain:
1. SMS atau MMS: pesan teks atau multimedia yang dikirim ke nomor pengguna.
2. Notifikasi aplikasi (app push): ketika pengguna meng-install aplikasi dan kamu mengirim pesan langsung melalui aplikasi tersebut.
3. Pemasaran berbasis lokasi (location-based): seperti geofencing atau pesan waktu nyata ketika pengguna berada dalam radius tertentu dari lokasi fisik bisnis.
Mengapa harus memasukkan mobile ke strategi digital marketing?
Ada beberapa alasan kuat kenapa kamu harus memasukkan mobile ke dalam strategi digital marketing:
1. Perangkat mobile menjadi bagian dari aktivitas sehari-hari: pengguna sering membawa smartphone kemanapun, sehingga peluang untuk menjangkau audiens hampir kapan saja sangat besar.
2. Mobile memungkinkan personalisasi dan targeting yang tinggi: misalnya berdasarkan lokasi, waktu, atau perilaku pengguna, sehingga pesan bisa lebih relevan dan berdampak.
3. Mobile bisa mempercepat perjalanan pengguna dari melihat ke aksi: pengguna bisa menerima pesan mobile, klik, lalu melakukan pembelian atau interaksi langsung.
Oleh karena itu, mengabaikan mobile marketing berarti melewatkan bagian penting dari 7 jenis digital marketing yang bisa membawa bisnis kamu lebih dekat ke audiens secara real-time dan kontekstual.
Tips implementasi yang efektif
Untuk mengimplementasikan mobile marketing secara efektif, berikut beberapa tips penting yang bisa kamu ikuti:
1. Pastikan pengalaman pengguna (user-experience) mobile baik: website dan landing page harus responsif dan cepat dibuka dari perangkat mobile karena delay atau tampilan buruk bisa mengurangi engagement.
2. Gunakan data lokasi dan perilaku pengguna secara bijak: misalnya kirim penawaran saat pengguna berada dekat toko fisik atau saat waktu aktif mereka, agar relevansi pesan meningkat.
3. Pilih saluran yang sesuai audiens: jika pengguna kamu aktif aplikasi, maka notifikasi app push bisa efektif; jika lebih sering SMS atau pesan mobile lainnya, maka SMS bisa digunakan dengan persetujuan.
4. Uji dan analisa secara berkala: lakukan A/B testing pesan, waktu pengiriman, format dan saluran. Pantau metrik seperti tampilan, klik, konversi dan retensi.
5. Hargai privasi pengguna dan minta izin eksplisit jika diperlukan: Karena mobile sangat personal, pengguna akan menghargai dan memberi respons lebih baik jika merasa dihormati.
Jika kamu mengikuti tips ini, maka penerapan mobile marketing akan menjadi bagian kuat dari rangkaian strategi 7 jenis digital marketing yang kamu jalankan.
Kesimpulan
Dengan memahami lebih dalam tentang 7 jenis digital marketing, kamu akan menyadari bahwa tiap strategi punya karakter, keunggulan, dan pendekatan yang berbeda-beda. Setiap metode bisa saling melengkapi bila diterapkan dengan perencanaan yang matang.
Dari SEO yang memperkuat visibilitas di hasil pencarian, social media marketing yang membuka ruang interaksi langsung dengan audiens, hingga content marketing yang menumbuhkan kepercayaan lewat informasi bernilai—semuanya punya peran penting dalam membentuk citra brand yang kuat.
Tak hanya itu, email marketing membantu menjaga hubungan personal dengan pelanggan, sementara affiliate dan influencer marketing mampu memperluas jangkauan bisnis melalui kolaborasi yang strategis dan relevan.
Kemudian, PPC (Pay-Per-Click) atau SEM (Search Engine Marketing) menjadi solusi cepat untuk menjangkau target pasar lewat iklan berbayar yang hasilnya bisa langsung diukur. Di sisi lain, mobile marketing memberi kesempatan bisnis berkomunikasi langsung dengan pengguna di mana pun mereka berada.
Agar semua strategi ini berjalan optimal, penting bagi setiap bisnis untuk menemukan kombinasi yang paling sesuai dengan tujuannya. Pendekatan yang saling mendukung akan membuat upaya digital marketing lebih efisien, berdampak nyata, dan berorientasi pada hasil.
Nah, kalau kamu ingin menjalankan semua strategi itu secara menyeluruh dengan pendekatan profesional, kamu bisa memanfaatkan jasa digital marketing yang berbasis analisis dan hasil nyata.
Untuk dukungan yang strategis dan kreatif, DCLIQ hadir sebagai digital marketing agency yang siap membantu bisnismu tumbuh lewat perpaduan teknik SEO, konten berkualitas, serta kampanye berbayar yang terarah dan berkelanjutan.