
Menentukan pilihan antara web hosting vs website builder kini menjadi langkah krusial di era digital. Keduanya menawarkan manfaat berbeda yang bisa memengaruhi arah dan performa situs kamu ke depan.
Pertanyaannya, mana yang paling sesuai dengan kebutuhanmu—membangun website melalui layanan hosting sendiri atau mengandalkan kemudahan dari platform website builder?
Melalui artikel ini, kamu akan diajak memahami lebih dalam tentang apa itu web hosting, bagaimana cara kerjanya, berbagai jenis yang tersedia, hingga kelebihan dan kekurangannya.
Dengan begitu, kamu bisa menilai secara objektif apakah web hosting vs website builder merupakan pilihan yang paling ideal untuk pengembangan website kamu.
Apa Itu Web Hosting?
Web hosting adalah layanan yang menyediakan ruang dan infrastruktur agar situs kamu bisa diakses lewat internet. Saat kamu mencari domain dan mendaftar ke layanan web hosting, kamu sejatinya menyewa tempat (server) untuk menyimpan berkas-berkas situs seperti HTML, gambar, file skrip, basis data, dan lainnya. Tanpa web hosting, situs tidak bisa muncul di internet.
Penggunaan web hosting memisahkan antara penyimpanan data situs dan tools pembuat situs itu sendiri. Dengan demikian, kamu punya fleksibilitas lebih untuk memilih desain, sistem manajemen konten (CMS), atau platform apa pun yang kamu inginkan, ini juga menjadi pembeda utama pada perbandingan web hosting vs website builder nantinya.
Pengertian dan cara kerja web hosting
Secara sederhana, web hosting adalah layanan penyimpanan khusus agar konten situs kamu bisa disajikan ke pengunjung saat mereka mengetik domainmu di browser. Layanan ini menghubungkan antara domain (alamat situs) dan server penyimpanan.
Cara kerja web hosting kira-kira sebagai berikut:
1. Kamu mendaftar layanan web hosting dan memperoleh akses ke server.
2. Kamu mengunggah file situs (HTML, CSS, gambar, skrip) ke server tersebut.
3. Kamu menghubungkan domainmu ke server itu (melalui pengaturan DNS).
4. Saat pengunjung mengetik domainmu, browser mereka meminta file dari server hosting. Server lalu mengirim konten yang diperlukan agar halaman situs muncul di layar pengunjung.
5. Server hosting juga menjalankan fungsi-fungsi teknis seperti manajemen basis data, keamanan, backup, dan pemrosesan permintaan.
Layanan hosting biasanya juga menyertakan kontrol panel (misalnya cPanel), pengaturan keamanan (SSL, firewall), monitoring uptime, serta sumber daya seperti bandwidth dan kapasitas penyimpanan.
Jenis-jenis web hosting
Ada berbagai jenis web hosting yang bisa kamu pilih, sesuai kebutuhan situs dan anggaran. Beberapa jenis umum antara lain:
1. Shared Hosting: banyak situs berbagi satu server fisik serta sumber daya (CPU, RAM, penyimpanan).
2. VPS (Virtual Private Server) Hosting: satu server fisik dibagi menjadi beberapa lingkungan virtual, tiap situs punya alokasi sumber daya sendiri.
3. Dedicated Hosting: satu server fisik sepenuhnya digunakan oleh satu situs atau pengguna tunggal.
4. Cloud Hosting: sumber daya situs diambil dari beberapa server (klaster) agar bisa tahan lonjakan trafik dan lebih skalabel.
5. Managed WordPress Hosting: layanan hosting khusus bagi situs berbasis WordPress, penyedia menangani aspek teknis seperti pembaruan, keamanan, optimasi.
6. Colocation Hosting: kamu punya perangkat sendiri tapi ditempatkan di pusat data penyedia hosting yang menyediakan listrik, jaringan, pendingin, dan infrastruktur fisik.
Jenis lain yang lebih khusus kadang disebut seperti reseller hosting, agency hosting, atau hosting e-commerce.
Keunggulan dan kekurangan web hosting
Berikut ini beberapa keunggulan dan keterbatasan dari penggunaan web hosting:
Keunggulan web hosting
1. Kontrol penuh atas konfigurasi situs: kamu bisa memilih software, tema, plugin sesuai preferensi, tanpa dibatasi platform.
2. Skalabilitas: kamu bisa mulai dari paket kecil lalu upgrade sesuai pertumbuhan trafik dan kebutuhan sumber daya.
3. Kinerja lebih baik bila memilih jenis hosting yang tepat, dibanding platform yang membatasi optimasi.
4. Kemampuan migrasi: jika kamu ingin berpindah penyedia hosting, kamu bisa migrasi file dan database.
5. Potensi biaya lebih hemat jangka panjang jika situs sudah stabil.
Kekurangan web hosting
1. Butuh pengetahuan teknis lebih tinggi, terutama untuk VPS, dedicated, cloud, atau saat terjadi masalah server.
2. Biaya awal bisa lebih tinggi dibanding layanan “all-in-one” untuk situs kecil.
3. Tanggung jawab keamanan dan pemeliharaan bertambah apabila kamu memilih hosting tidak dikelola sepenuhnya.
4. Risiko downtime jika penyedia hosting kurang handal, atau jika terjadi gangguan server.
5. Jika paket hosting kurang sesuai trafik, situs bisa lambat atau mengalami gangguan performa.
Apa Itu Website Builder?
Website builder merupakan platform atau perangkat lunak yang memungkinkan kamu membuat situs dengan mudah, tanpa perlu memahami bahasa pemrograman. Melalui antarmuka visual yang intuitif, kamu bisa memilih template, menambahkan elemen seperti teks, gambar, atau video, dan langsung melihat hasilnya secara real time di browser.
Kemudahan ini sering menjadi alasan mengapa topik web hosting vs website builder kerap dibandingkan. Apakah kamu lebih memilih fleksibilitas dan kendali penuh dengan web hosting, atau justru mengutamakan kemudahan dan kecepatan dari website builder?
Menariknya, website builder menggabungkan beberapa fungsi penting dalam satu paket—mulai dari desain, hosting dasar, hingga proses publikasi situs. Setelah konten dan tata letak disusun, website dapat langsung online tanpa perlu konfigurasi teknis yang rumit.
Pada bagian berikutnya, kita akan membahas bagaimana cara kerja website builder, fitur-fitur utama yang ditawarkannya, serta kelebihan dan kekurangannya, agar kamu dapat menentukan pilihan terbaik dalam pertarungan web hosting vs website builder.
Pengertian dan cara kerja website builder
Website builder adalah platform online yang memungkinkan pembuatan situs melalui interface visual, tanpa perlu menulis kode. Beberapa bentuknya juga berupa perangkat lunak desktop, tetapi model paling umum sekarang berbasis web, diakses lewat browser.
Cara kerja website builder kira-kira sebagai berikut:
1. Kamu memilih template atau tema bawaan dari koleksi yang disediakan builder.
2. Kamu menggunakan interface drag-and-drop atau editor blok untuk menambahkan elemen (teks, gambar, video, formulir) pada halaman.
3. Builder menyimpan konten dan tata letak itu pada server mereka, hosting internal (terintegrasi) sudah termasuk.
4. Saat kamu klik “publish” atau “terbitkan”, builder langsung membuat situsmu aktif dan bisa diakses publik melalui domain (bisa domain sendiri atau subdomain bawaan).
5. Beberapa builder juga menyediakan fitur backend otomatis: backup, keamanan, optimasi performa, dan pemeliharaan teknis transparan agar pengguna fokus konten.
Karena hosting sudah “dipaketkan” dalam builder, kamu tidak perlu mengelola server secara manual, ini sangat berbeda dari skema web hosting tradisional.
Fitur umum yang disediakan
Website builder biasanya menyertakan banyak fitur umum agar pengguna bisa membuat situs yang fungsional dan menarik. Berikut fitur yang sering tersedia:
1. Template desain profesional: pilihan tema siap pakai yang bisa dikustomisasi.
2. Editor visual/drag-and-drop: memungkinkan kamu menyusun konten secara intuitif tanpa kode.
3. Hosting terintegrasi: kamu tidak perlu menyewa hosting terpisah, builder sudah menyediakan hosting dasar.
4. Domain & subdomain: builder biasanya memberikan subdomain gratis (misalnya namasitus.builder.com), dan opsi berbayar agar bisa memakai domain kustom.
5. Responsif/mobile friendly: template dan tata letak otomatis menyesuaikan tampilan di ponsel atau tablet.
6. SEO dasar: pengaturan meta title, deskripsi, URL ramah, dan terkadang peta situs (sitemap).
7. Integrasi plugin atau aplikasi: seperti form kontak, widget media sosial, galeri, e-commerce, blog.
8. Backup & keamanan otomatis: builder melakukan backup dan pembaruan keamanan secara internal.
9. Publikasi cepat: kamu bisa menerbitkan situs segera setelah selesai desain.
Dengan fitur-fitur ini, proses pembuatan situs jadi jauh lebih cepat dan lebih mudah dibanding harus membangun dari nol.
Keunggulan dan Kekurangan dari website builder
Berikut ringkasan manfaat dan batasan menggunakan website builder:
Keunggulan website builder
1. Tanpa perlu belajar coding: siapa pun bisa membuat situs walau tidak punya latar belakang pemrograman.
2. Cepat terbit: waktu pembuatan situs jauh lebih pendek dibanding membangun dari nol.
3. Paket all-in-one: hosting, editor, template, dan pemeliharaan teknis tersedia sekaligus.
4. Biaya awal lebih ringan: kamu bisa mulai dari paket murah atau bahkan gratis.
5. Dukungan teknis: penyedia builder biasanya menyediakan support untuk masalah teknis.
Kekurangan website builder
1. Keterbatasan kustomisasi teknis: kamu tidak bisa mengubah kode mendasar atau struktur server.
2. Template generik: banyak situs menggunakan tema yang sama sehingga tampilan bisa kurang unik.
3. Sulit migrasi: saat kamu ingin berpindah ke platform lain, konten dan tata letak mungkin tidak bisa dipindahkan utuh.
4. Fitur terbatas: versi gratis atau paket dasar sering membatasi jumlah halaman, plugin, penyimpanan, atau fitur e-commerce.
5. SEO lebih sulit optimal: struktur kode yang dihasilkan builder kadang tidak sebersih ketika kamu bangun secara manual, sehingga bisa mempengaruhi ranking mesin pencari.
6. Kendala tampilan di perangkat: kontrol atas tampilan mobile bisa terbatas sehingga tidak selalu presisi di berbagai perangkat.
Perbandingan Web Hosting vs Website Builder
Pada bagian ini, kita akan menyoroti dua faktor utama yang sering menjadi pertimbangan penting: fitur dan tingkat fleksibilitas, serta biaya dan model langganan yang ditawarkan masing-masing opsi.
Dengan memahami kedua aspek ini, kamu bisa menilai kapan penggunaan web hosting lebih tepat dibandingkan website builder, dan dalam kondisi apa website builder justru menjadi pilihan yang lebih efisien untuk kebutuhanmu.
Fitur & fleksibilitas
Saat kita bandingkan fitur dan fleksibilitas, perbedaan antara web hosting vs website builder cukup terasa:
1. Dengan web hosting (terutama saat kamu memakai CMS seperti WordPress atau membangun kustom), kamu punya kebebasan tinggi:
a) Bisa instal plugin, tema kustom, atau skrip sendiri yang tak disediakan oleh platform.
b) Bisa modifikasi kode inti (CSS, PHP, JavaScript) sesuai kebutuhan unik situsmu.
c) Bisa memilih arsitektur teknis, server, database, caching, CDN, dan optimisasi sesuai trafik.
d) Migrasi antar penyedia hosting relatif lebih fleksibel karena kamu punya kontrol file dan basis data.
2. Sedangkan website builder mengutamakan kemudahan, tapi fleksibilitasnya terbatas:
a) Fitur dibatasi oleh apa yang disediakan platform, kamu tidak bisa menambahkan plugin eksternal tak kompatibel.
b) Kustomisasi visual cukup luas (template, layout, elemen drag-and-drop), tetapi akses ke kode atau struktur server biasanya tertutup.
c) Scalability sering disediakan lewat upgrade paket, tetapi tak sefleksibel hosting penuh dalam hal optimasi server.
d) Kemudahan migrasi sering jadi kendala: konten bisa diekspor sebagian, tetapi tata letak kompleks biasanya harus dibangun ulang.
Secara sederhana: web hosting menawarkan kontrol total dan fleksibilitas maksimal; website builder menawarkan kemudahan dan kecepatan dengan kompromi fleksibilitas.
Biaya & model langganan
Biaya dan model langganan sering kali menjadi faktor penentu dalam memilih web hosting vs website builder. Berikut ringkasan perbandingannya:
1. Web Hosting
a) Biaya awal bisa rendah (shared hosting, paket dasar), misalnya mulai dari beberapa dolar per bulan.
b) Namun, ada biaya tambahan: domain, SSL (jika tidak disertakan), plugin premium, tema, backup, pemeliharaan teknis.
c) Saat situs tumbuh, kamu mungkin perlu pindah ke paket VPS atau dedicated, yang bisa jauh lebih mahal.
d) Model langganan bisa bulanan atau tahunan, dan sering ada diskon untuk periode jangka panjang.
e) Biaya bisa fluktuatif tergantung trafik, optimasi, dan kebutuhan sumber daya.
2. Website Builder
a) Semua komponen (hosting, template, editor, dukungan teknis) biasanya sudah dibundel dalam satu paket.
b) Biaya langganan jelas dan tetap: kamu tahu berapa yang harus dibayar tiap bulan atau tiap tahun.
c) Paket gratis atau uji coba sering tersedia, meskipun fungsinya terbatas (misalnya branding platform, batasan fitur).
d) Saat kamu ingin menambah fitur (e-commerce, integrasi lanjutan), kamu harus upgrade paket ke level lebih tinggi.
e) Biaya paket builder kadang lebih tinggi dibanding hosting dasar, tetapi kemudahan dan semua fitur sudah termasuk bisa menjadi nilai tambah.
f) Dorik misalnya menyebut bahwa paket builder bisa berada di kisaran $18 hingga lebih tinggi menurut fitur.
Secara ringkas, web hosting bisa lebih murah di tahap awal tetapi berpotensi meningkat secara tak terduga seiring skala situs. Website builder punya struktur biaya yang lebih transparan dan mudah diprediksi, meskipun mungkin terasa “mahal” di paket tingkat tinggi.
Desain & kustomisasi
Saat menyangkut desain dan kustomisasi, perbedaan antara web hosting dan website builder sangat kentara:
Pada web hosting, terutama bila kamu menggunakan CMS (seperti WordPress) atau membangun website sendiri:
1. Kamu bisa mendesain tampilan secara bebas, mengubah kode CSS, JavaScript, template, atau membuat tema kustom dari nol.
2. Kamu punya akses ke ekosistem plugin atau modul yang sangat luas (fitur visual, galeri, portofolio, animasi) yang memungkinkan menyesuaikan tampilan jauh di atas batas template bawaan.
3. Bila kamu bekerja sama dengan desainer atau developer, mereka bisa menjalankan ide kreatif tanpa dibatasi oleh batasan platform frontend.
4. Kamu bisa mengoptimalkan tampilan mobile atau responsif secara rinci, karena kamu bisa intervensi kode agar tampilan di tiap perangkat ideal.
Di sisi lain, website builder menitikberatkan kemudahan desain:
1. Kamu hanya bisa memilih dari template-template yang disediakan, lalu mengubah elemen (warna, font, layout) sejauh yang diperbolehkan.
2. Akses ke kode inti atau struktur template seringkali dibatasi atau bahkan dikunci sepenuhnya.
3. Bila kamu ingin buat tampilan unik atau efek khusus, kemampuanmu terbatas pada apa yang disediakan editor builder.
4. Untuk kebutuhan desain minor (logo, slider, elemen grafis), builder umumnya sudah cukup; tapi untuk identitas visual yang kompleks, builder bisa terasa membatasi.
Kesimpulannya: web hosting menawarkan fleksibilitas desain jauh lebih luas, sedangkan website builder memberikan pendekatan desain cepat dan mudah, tapi ada batasan dalam kustomisasi.
Kontrol, skalabilitas & migrasi
Aspek kontrol, kemampuan tumbuh (skala), dan kemudahan migrasi adalah elemen penting dalam mempertimbangkan web hosting vs website builder.
Pada web hosting:
1. Kontrol: kamu memiliki kendali penuh atas file situs (HTML, CSS, PHP, database), konfigurasi server, pengaturan caching, optimasi, dan pengaturan teknis lainnya.
2. Skalabilitas: ketika situsmu mulai mendapatkan trafik tinggi, kamu bisa upgrade paket hosting (dari shared ke VPS, cloud, atau dedicated) dan menambah kapasitas bandwidth, RAM, CPU sesuai kebutuhan.
3. Migrasi: karena kamu memiliki file dan database, kamu bisa memindahkan situs ke penyedia lain atau setup server baru. Proses migrasi tidak selalu mudah, tapi secara prinsip memungkinkan.
Pada website builder:
1. Kontrol: relatif terbatas. Kamu tidak bisa mengutak-atik sisi server atau struktur kode secara mendalam.
2. Skalabilitas: pembesaran situs bergantung pada paket yang disediakan oleh builder. Beberapa builder menawarkan paket lebih tinggi, namun tidak bisa menandingi fleksibilitas migrasi server atau sumber daya hosting mandiri.
3. Migrasi: salah satu kelemahan signifikan. Banyak builder tidak menyediakan ekspor utuh struktur/kode situs ke platform lain. Bila kamu ingin berpindah ke sistem lain, mungkin kamu harus membangun ulang sebagian besar situs secara manual. Beberapa builder modern ada fitur ekspor atau migrasi terbatas, tapi hasilnya sering tidak sempurna.
Jadi, bila kamu memprioritaskan kendali penuh dan kemungkinan tumbuh besar, web hosting unggul. Tetapi bila kamu menginginkan kemudahan dan tidak terlalu khawatir migrasi, website builder mungkin lebih mudah.
Keamanan, backup, dan performa
Keamanan, backup, dan performa adalah aspek krusial agar situsmu tidak mengalami downtime, serangan, atau lambat saat diakses. Mari bandingkan:
Web Hosting
1. Penyedia hosting bagus biasanya menyediakan proteksi seperti firewall, pemindaian malware, SSL, pembaruan sistem keamanan (patch), isolasi antarakun hosting, dan monitoring server.
2. Kamu bisa memasang plugin keamanan, sistem backup otomatis atau manual, sistem caching (misalnya menggunakan plugin seperti W3 Total Cache atau penggunaan server caching), dan CDN (Content Delivery Network) untuk mempercepat pengiriman konten.
3. Performa bisa sangat baik bila kamu memilih paket hosting yang sesuai atau menggunakan konfigurasi optimal (server lokal, SSD, optimasi database, HTTP/2/3).
4. Risiko keamanan bisa tinggi bila hosting tidak dikelola dengan baik, terutama di shared hosting, di mana isolation antarakun bisa lemah.
5. Backup tergantung layanan hosting: ada yang menyediakan backup harian, mingguan, retensi lama, atau kamu harus mengatur sendiri.
Website Builder
1. Keamanan umumnya sudah ditangani oleh penyedia builder: mereka mengurus patch, pembaruan server, proteksi, dan pemeliharaan keamanan backend.
2. Backup biasanya otomatis di sisi server builder, dan kamu tidak perlu repot mengelolanya (meskipun kontrol terhadap backup versi individu mungkin terbatas).
3. Performa situs tergantung pada platform builder: beberapa builder menghasilkan kode yang relatif “berat” atau tidak seoptimal situs custom, sehingga kecepatan bisa lebih lambat dibanding hosting yang dioptimasi.
4. Karena kamu kurang kontrol terhadap caching atau optimasi server, performa bisa jadi faktor yang membatasi jika situs tumbuh besar atau kompleks.
5. Keamanan platform builder secara umum cukup baik karena mereka skala besar dan punya tim keamanan, tetapi bila ada celah pada infrastruktur builder, banyak situs bisa terdampak sekaligus.
Secara ringkas: web hosting memungkinkan kamu mengoptimasi keamanan, backup, dan performa secara mendetail, sedangkan website builder memudahkan aspek teknis ini tapi dengan keterbatasan kontrol dan potensi kompromi performa.
Kapan Sebaiknya Memilih Website Builder atau Web Hosting?
Ketika menentukan pilihan antara web hosting vs website builder, memahami konteks penggunaan menjadi hal yang sangat penting.
Setiap opsi memiliki keunggulannya masing-masing, tergantung pada tujuan dan kebutuhan situs yang ingin kamu bangun. Pada bagian berikut, kita akan mengulas perbandingan keduanya berdasarkan skala proyek, tingkat kompleksitas, serta kemungkinan untuk berpindah atau melakukan upgrade di masa mendatang.
Untuk pemula, blog kecil, bisnis lokal
Untuk kamu yang baru mulai, blog kecil saja, atau bisnis lokal (kafe, salon, dan usaha rumahan), website builder sering jadi pilihan yang sangat menarik:
1. Proses cepat: cukup pilih template, ubah konten, dan langsung “terbitkan” tanpa tahap rumit konfigurasi server atau instal CMS.
2. Kurva belajar rendah: kamu tak perlu mengerti coding, pengaturan server, atau optimasi teknis, semua ditangani oleh penyedia builder.
3. Biaya mudah dan terprediksi: paket bulanan atau tahunan all-in-one sudah termasuk hosting, template, dan dukungan teknis.
4. Keterbatasan fitur tak terlalu terasa karena kebutuhanmu mungkin sederhana (profil usaha, galeri, kontak, blog dasar).
Dalam kondisi seperti ini, website builder meminimalkan beban teknis dan mempercepat kehadiran online.
Namun, jika di masa depan traffic meningkat tajam atau kamu ingin menambah fitur kompleks, kamu mungkin mulai merasakan kelemahan builder.
Untuk website kompleks, skala besar, toko online besar
Jika kamu merencanakan situs yang rumit (misalnya platform komunitas, marketplace, situs media besar, atau toko online dengan ribuan produk) maka web hosting (atau hosting + CMS/custom) sering lebih cocok:
1. Kustomisasi dan integrasi lanjutan: kamu bisa membuat logika backend sendiri, integrasi API, sistem pencarian canggih, modul khusus, dsb.
2. Skalabilitas: jika trafik melonjak, kamu bisa upgrade server (cloud, VPS, dedicated) atau optimasi performa sendiri.
3. Kontrol penuh: kamu bisa mengatur caching, database, konfigurasi server, CDN, dan optimasi SEO mendalam.
4. Migrasi & fleksibilitas: jika suatu saat kamu ingin pindah penyedia atau platform, kontrol atas file dan database memudahkan proses migrasi.
Dalam skenario besar, kekurangan website builder seperti batasan plugin, keterbatasan ekspor, atau performa kurang optimal akan terasa.
Jadi, untuk website kompleks atau bisnis besar, web hosting memberi ruang tumbuh dan kebebasan teknis yang dibutuhkan.
Kombinasi/perpindahan antara keduanya
Kondisi dunia nyata sering tidak hitam-putih. Kamu mungkin memulai dengan website builder, lalu suatu saat butuh kontrol lebih. Berikut pertimbangannya:
1. Mulai dari builder, lalu migrasi: beberapa builder menyediakan opsi ekspor atau migrasi ke CMS atau hosting. Namun, transfer tata letak kompleks seringkali tidak sempurna dan butuh rekonstruksi bagian desain.
2. Hybrid: beberapa penyedia hosting menawarkan builder bawaan (misalnya hosting + website builder), sehingga kamu bisa mulai dari builder dan kemudian buka akses ke file/hosting jika ingin naik level.
3. Rencanakan migrasi sejak awal: bila kamu tahu bahwa situsmu kemungkinan berkembang, pilih builder yang mendukung ekspor atau hosting yang fleksibel agar transisi ke masa depan tak menyulitkan.
4. Evaluasi ulang secara berkala: jika situs sudah tumbuh pesat, mungkin sudah waktunya berpindah ke hosting penuh agar performa, kontrol, dan fleksibilitas lebih optimal.
Dengan strategi ini, kamu bisa memulai dari kemudahan builder dan (ketika kebutuhan meningkat) berpindah ke hosting yang lebih tangguh.
Kesimpulan
Memilih antara web hosting vs website builder sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan, tujuan, dan kapasitas kamu. Bila kamu ingin kendali penuh atas performa, tampilan, dan fitur teknis situs, maka web hosting adalah solusi ideal.
Namun, jika kamu menginginkan kecepatan, kemudahan, dan hasil instan tanpa repot urusan teknis, website builder bisa jadi pilihan tepat. Keduanya sama-sama efektif, tergantung siapa yang menggunakannya dan untuk apa situs tersebut dibangun.
Bagi kamu yang ingin memiliki website profesional, menarik, sekaligus dioptimasi secara teknis, kunjungi halaman layanan website development dari DCLIQ untuk mengetahui bagaimana tim kami membantu bisnis online kamu tumbuh lebih cepat.
Sebagai digital marketing agency, DCLIQ juga menyediakan strategi lengkap mulai dari branding, SEO, hingga pengelolaan kampanye digital, agar setiap situs yang kamu miliki tidak hanya tampil bagus, tetapi juga menghasilkan hasil nyata.
