
Memiliki brand bukan sekadar soal logo dan produk yang ditawarkan. Citra dan kesan pertama yang ditangkap oleh audiens sangat berperan dalam membangun kepercayaan. Sayangnya, banyak bisnis kecil atau pelaku UMKM yang mengabaikan aspek profesionalisme brand, sehingga membuat calon pelanggan ragu untuk membeli.
Artikel ini akan membahas 3 alasan umum kenapa brand terlihat kurang profesional, disertai penjelasan praktis yang bisa kamu terapkan untuk memperbaikinya. Yuk, simak sampai tuntas!
1. Branding Nanggung dan Tidak Konsisten
Salah satu tanda paling jelas bahwa sebuah brand belum terlihat profesional adalah inkonsistensi visual.
Kamu mungkin sudah memiliki logo, tapi:
a) Di satu platform ukurannya terlalu kecil, di platform lain terlalu besar
b) Warna logo sering berubah, kadang biru, kadang jadi ungu
c) Font yang dipakai tiap desain selalu berbeda
d) Postingan media sosial terlihat tidak menyatu
Hal-hal ini terlihat sepele, tapi audiens bisa langsung merasakannya. Brand profesional selalu tampil rapi dan seragam, karena konsistensi visual membantu membangun kepercayaan.
Solusi:
Buat pedoman visual (brand guideline) sederhana. Isinya bisa mencakup:
a) Logo utama & versi alternatif
b) Warna utama dan warna pendukung
c) Tipografi yang digunakan
d) Gaya desain konten (misalnya: minimalis, ceria, atau elegan)
Dengan pedoman ini, semua elemen visual yang kamu buat—mulai dari feed Instagram, banner promo, hingga desain packaging—akan tampil selaras dan konsisten.
2. Feed dan Website Minim Informasi
Banyak brand yang terlalu fokus pada visual, tetapi lupa bahwa konten informatif adalah kunci kepercayaan pelanggan.
Coba bayangkan ini:
Kamu masuk ke akun Instagram sebuah brand. Bio-nya cuma bilang “Jual baju murah, DM aja ya.”
Scroll ke bawah, semua foto hanya menampilkan produk tanpa harga, tanpa deskripsi, tanpa informasi bahan, bahkan tidak ada link ke WhatsApp atau website.
Sebagus apa pun desainnya, calon pelanggan akan ragu. Karena saat informasi dasar saja tidak disampaikan dengan jelas, kesannya jadi tidak profesional.
Solusi:
Pastikan semua saluran komunikasi kamu (feed, bio, highlight, website) memuat informasi berikut:
a) Deskripsi produk yang lengkap (ukuran, bahan, manfaat)
b) Harga yang jelas
c) Call to action (CTA) yang mengarahkan pengunjung untuk bertindak
d) Kontak atau link pemesanan yang mudah ditemukan
e) Alamat bisnis jika ada toko fisik
Ingat, brand yang profesional menjawab pertanyaan pelanggan sebelum ditanya. Semakin lengkap informasinya, semakin besar peluang mereka untuk percaya.
3. Voice & Tone Tidak Konsisten
Bayangkan kamu sedang membaca caption brand A. Hari ini caption-nya lucu dan santai. Besok jadi formal bak surat dinas. Lusa malah terlalu singkat dan kaku.
Audiens pun jadi bingung: “Sebenarnya ini brand ngomongnya gimana, sih?”
Inilah pentingnya voice & tone—cara sebuah brand “berbicara” kepada audiensnya.
Voice adalah identitas suara brand yang selalu konsisten (misalnya: ramah, profesional, atau edgy), sedangkan tone bisa menyesuaikan situasi (misalnya: saat promosi bisa lebih semangat, saat klarifikasi bisa lebih tenang).
Brand yang tidak punya panduan voice & tone akan terkesan tidak konsisten, tidak punya karakter, dan akhirnya sulit dipercaya.
Solusi:
Tentukan gaya bahasa brand kamu:
a) Mau terdengar seperti teman ngobrol? Gunakan bahasa santai dan menyapa langsung (“kamu”, “yuk”, “nih”)
b) Mau terlihat eksklusif dan profesional? Gunakan bahasa baku dengan struktur kalimat yang rapi
c) Mau jadi brand yang inspiratif? Gunakan kalimat positif yang memotivasi
Setelah itu, buat panduan gaya penulisan yang bisa kamu terapkan di semua platform: dari caption, email marketing, hingga isi website.
Kenapa Tiga Hal Ini Penting untuk Branding?
Kesan profesional bukan muncul dari elemen besar seperti campaign iklan atau jumlah followers saja. Justru hal-hal kecil seperti logo yang konsisten, informasi produk yang lengkap, dan gaya komunikasi yang seragam adalah fondasi utama brand yang kuat.
Audiens saat ini sudah sangat peka. Mereka bisa membedakan mana brand yang serius membangun citra, dan mana yang asal-asalan.
Jika brand kamu terlihat profesional, kamu akan lebih mudah:
a) Mendapatkan kepercayaan pelanggan baru
b) Meningkatkan engagement dan konversi
c) Membangun loyalitas jangka panjang
d) Bersaing dengan brand yang lebih besar
Saatnya Naik Level!
Brand kamu mungkin dimulai dari nol, dikerjakan sendiri, bahkan desain awalnya masih pakai aplikasi gratis. Itu tidak masalah.
Tapi jika kamu ingin brand kamu naik kelas dan lebih dipercaya, maka tiga hal ini wajib kamu evaluasi:
a) Apakah tampilan brand sudah konsisten?
b) Apakah informasi di semua kanal sudah lengkap dan mudah dipahami?
c) Apakah gaya bicara brand sudah jelas dan membentuk karakter kuat?
Jika jawabannya belum, sekarang saatnya mulai berbenah.
Dan kalau kamu butuh tim profesional yang bisa bantu kamu membangun brand dari nol—mulai dari visual, strategi konten, hingga desain website—DCLIQ siap bantu mewujudkan brand impian kamu!
