4 July 2025

Memiliki produk yang bagus tidak lagi cukup untuk memenangkan hati konsumen. Di era digital saat ini, personal branding untuk UMKM menjadi salah satu kunci agar bisnis kecil bisa tampil menonjol dan dipercaya.

Personal branding bukan hanya untuk selebriti atau influencer. Sebagai pelaku UMKM, kamu pun perlu membangun citra yang kuat agar lebih mudah dikenali dan diingat oleh calon pelanggan.

Sayangnya, masih banyak pemilik usaha kecil yang mengabaikan pentingnya personal branding. Mereka sibuk memoles produk dan mengejar penjualan, tetapi lupa bahwa orang tidak hanya membeli barang, mereka juga membeli cerita, nilai, dan kepercayaan.

Artikel ini akan membahas langkah-langkah praktis membangun personal branding yang kuat untuk UMKM agar brand kamu tidak gampang dilupakan. Yuk, simak sampai akhir!

1. Tentukan Nilai dan Cerita Brand Kamu

Ketika orang berbicara tentang brand, yang pertama kali terlintas di benak biasanya adalah logo, nama bisnis, atau warna kemasan. Padahal, personal branding yang kuat dimulai dari hal yang lebih dalam: nilai dan cerita.

Nilai adalah prinsip yang kamu pegang sebagai pelaku usaha—apa yang kamu perjuangkan, dan kenapa kamu menjalankan bisnis ini.

Cerita brand juga sangat penting. Orang lebih mudah terhubung secara emosional dengan narasi daripada dengan informasi teknis. Misalnya, kamu memulai usaha kue karena ingin melanjutkan resep warisan keluarga.

Atau kamu membuka bisnis fashion karena dulunya kesulitan mencari ukuran yang pas. Cerita seperti ini membuat brand kamu lebih manusiawi dan mudah diingat.

Brand yang memiliki tujuan dan cerita yang autentik akan lebih dipercaya oleh pelanggan. Mereka tidak hanya membeli produkmu, tetapi juga mendukung perjalanan dan perjuanganmu.

Jadi, sebelum mendesain logo atau menentukan tagline, tanyakan dulu pada diri sendiri: “Apa nilai yang saya pegang? Dan kenapa saya memulai bisnis ini?”

2. Tunjukkan Siapa di Balik Brand

Banyak UMKM yang memilih untuk tetap berada di balik layar. Namun, dalam membangun personal branding untuk UMKM, justru penting untuk menampilkan sosok di balik produk atau jasa yang ditawarkan. Konsumen zaman sekarang lebih suka berinteraksi dengan manusia, bukan entitas tanpa wajah.

Kamu bisa mulai dari hal sederhana seperti muncul di media sosial, membagikan proses produksi, cerita harian, atau bahkan tantangan yang kamu hadapi sebagai pemilik bisnis. Hal-hal ini menciptakan keterikatan emosional yang sulit digantikan. Saat pelanggan merasa “kenal” dengan kamu, mereka akan lebih loyal dan lebih mungkin merekomendasikan brand-mu ke orang lain.

Tidak perlu tampil sempurna. Justru, kejujuran dan ketulusan kamu dalam menyampaikan proses dan perjuangan akan membuat brand kamu terlihat lebih otentik dan dapat dipercaya. Ingat, orang beli karena percaya, bukan hanya karena butuh.

3. Bangun Identitas Visual & Suara yang Konsisten

Setelah nilai dan sosok di balik brand terbangun, saatnya memperkuat personal branding melalui elemen visual dan suara. Identitas visual mencakup warna, font, logo, dan gaya desain yang kamu gunakan di berbagai media. Sedangkan suara brand adalah gaya komunikasi kamu dalam menyampaikan pesan—baik secara lisan maupun tulisan.

Misalnya, jika brand kamu ingin tampil ramah dan bersahabat, maka gunakan bahasa yang santai, hangat, dan mengundang interaksi. Jangan malah menggunakan bahasa yang kaku dan terlalu formal. Begitu juga dengan warna dan desain: jika kamu mengusung tema ceria dan kreatif, jangan gunakan desain yang suram dan terlalu serius.

Konsistensi adalah kunci di sini. Jangan hari ini tampil serius, besok bercanda, dan lusa jadi misterius. Konsistensi dalam identitas visual dan suara akan mempermudah orang mengenali brand kamu meskipun hanya melihat sekilas di media sosial atau marketplace.

Brand yang konsisten memberi kesan profesional dan terpercaya. Oleh karena itu, pastikan semua saluran komunikasi kamu—dari feed Instagram, kemasan produk, hingga balasan chat customer service—memiliki suara dan tampilan yang selaras.

4. Ulang, Konsisten, dan Jangan Pura-Pura

Satu kesalahan yang sering dilakukan UMKM dalam membangun personal branding adalah ingin terlihat sempurna. Padahal, yang dibutuhkan adalah kejujuran dan konsistensi, bukan pencitraan berlebihan. Konsumen masa kini lebih pintar dan bisa merasakan mana brand yang asli, mana yang pura-pura.

Personal branding itu soal menjadi diri sendiri secara profesional, bukan menjadi orang lain. Ceritakan nilai dan perjuangan kamu berulang kali di berbagai format: video, caption, testimoni, hingga artikel. Ulangi terus pesan yang ingin kamu sampaikan—dengan cara yang kreatif dan bervariasi. Semakin sering orang melihat pesan yang sama, semakin besar kemungkinan mereka mengingat brand kamu.

Dan yang paling penting: jangan menyerah di tengah jalan. Personal branding adalah proses jangka panjang. Konsistensi akan membuahkan hasil, selama kamu tetap jujur dan terus membangun hubungan yang autentik dengan audiens kamu.

Kesimpulan

Membangun personal branding untuk UMKM bukan hal yang instan. Akan tetapi, dengan pendekatan yang tepat, brand kamu bisa menjadi lebih dikenal, dipercaya, dan dicintai. Mulailah dari menentukan nilai dan cerita brand, tampil sebagai wajah di balik usaha, konsisten dalam identitas visual dan suara, serta terus ulangi pesanmu dengan kejujuran.

Dengan memperhatikan empat langkah ini, brand kecil pun bisa punya kekuatan besar. Dan jika kamu butuh bantuan untuk membangun branding dan website yang sejalan dengan nilai bisnismu, DCLIQ siap mendampingi perjalanan digitalmu.

CTA Bisnis Profesional

Mulai Transformasi Bisnis Anda
Bersama DCLIQ

Hubungi Kami Sekarang.

Hubungi Kami
Wanita memegang laptop
Diposting di Branding Tag:
Hubungi Kami