22 May 2025

Pada zaman dulu, makaroni mungkin jadi makanan biasa yang umumnya dimasak bersama sup ataupun diolah menjadi panganan seperti makaroni schotel. Namun, di tangan kreatif Ali Muharam, makaroni berhasil disulap menjadi camilan kekinian yang membuat banyak orang ketagihan. Selain rasanya yang enak, brand Makaroni Ngehe miliknya berhasil menarik perhatian banyak orang. 

Cara Ali Muharam membranding Makaroni Ngehe menjadi sebuah camilan viral ini menarik untuk dibahas. Ini dia penjelasan lengkap tentang branding Makaroni Ngehe. 

Dimulai dari Sebuah Gerobak Pinggir Jalan 

gerobak makaroni ngehe

Ali Muharam mendapat inspirasi membuat produk makaroni goreng dari almarhum ibunya. Keterbatasan ekonomi membuat sang ibu harus memutar otak bagaimana cara menghadirkan panganan lebaran yang lezat dengan harga murah sehingga tercetuslah ide untuk menggoreng makaroni tersebut menjadi sebuah camilan kriuk. 

Pengalaman pahit ini justru menjad ide segar bagi Ali Muharam. Pria asal Tasikmalaya ini mencoba mengembangkan produk makaroni goreng tersebut menjadi produk camilan yang memiliki berbagai tingkat kepedasan. 

Dengan modal awal yang hanya sebesar Rp20.000.000 dari tabungannya, Ali memulai bisnis ini dari gerobak di sebuah ruko kecil berukuran 2x3 meter di Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Saat itu, banyak orang meragukan keberhasilan bisnis ini, bahkan menganggap makaroni goreng hanyalah jajanan biasa yang tidak akan populer.

Namun, dengan kegigihan Ali yang merancang konsep brand, mempersiapkan bahan baku, memproduksi, hingga melayani pelanggan sendiri tanpa bantuan, berhasil membuat jajanan satu ini viral hingga dinikmati di seluruh penjuru negeri. 

Dari brand Makaroni Ngehe, pebisnis bisa belajar bahwa sebuah produk yang sederhana jika dikemas dengan konsep yang tepat bisa menjadi sebuah brand besar yang mampu menarik banyak pelanggan. 

Pemilihan Nama yang Unik dan Ikonik 

Salah satu faktor yang membuat brand Makaroni Ngehe begitu besar adalah pemilihan namanya yang unik dan ikonik. Kata “Ngehe” sendiri berasal dari Bahasa Betawi yang berarti kekesalan. 

Di salah satu wawancara dengan media nasional, pemilihan nama “Ngehe” ini untuk menggambarkan perjalanan hidupnya yang penuh dengan kesulitan dan kekesalan, seperti bekerja sebagai office boy, pedagang makanan, dan pejaga toko baju. Ali juga pernah mengalami kelaparan dan tidak memiliki tempat tinggal.

Nama "Ngehe" ternyata berhasil menjadi elemen pembeda yang kuat, terutama di kalangan anak muda Jakarta sebagai target pasar utamanya. Nama yang nyeleneh ini menciptakan rasa penasaran sekaligus membangun hubungan emosional dengan pelanggan yang memahami arti dan latar belakangnya. Hal ini membuat brand Makaroni Ngehe jadi lebih mudah diingat oleh konsumennya. 

Level Kepedasan yang Menggaet Banyak Pelanggan

Pada tahun 2013, sosial media belum semasif sekarang sehingga Ali harus menemukan strategi marketing yang tepat agar produknya dikenal luas. Ia menemukan sebuah strategi marketing yaitu dengan menghadirkan produk makaroni goreng dengan berbagai level kepedasan mulai dari level 0 sampai level 5. Mereka juga memberikan berbagai varian rasa seperti Asin, Balado, Jagung Bakar, Kari Pedas, dan Keju. 

Hadirnya berbagai tingkat kepedasan dan varian rasa ini mungkin terdengar sederhana. Tapi cara ini justru dapat menarik lebih banyak konsumen dengan preferensi rasa yang berbeda-beda. Apalagi, pada masa itu belum banyak produk makanan yang menghadirkan strategi serupa sehingga brand Makaroni Ngehe terlihat unik dan mudah menarik banyak konsumen. 

Adanya berbagai level kepedasan ini juga berkontribusi pada peningkatan penjualan produk karena customer jadi terdorong untuk membeli lebih banyak produk Makaroni Ngehe dengan tingkat kepedasan yang berbeda-beda dengan tujuan uji kemampuan makan pedas.

Selain menarik konsumen, strategi ini juga menarik para food vlogger dan influencer yang saat itu lebih banyak bergerak di YouTube untuk mencoba produk Makaroni Ngehe. Mereka juga membuat konten challenge makan Makaroni Ngehe di level paling pedas. Hal ini pun membuat brand Makaroni Ngehe semakin dikenal luas di seluruh Indonesia.  

Desain Kemsan yang Kekinian 

Keberhasilan Makaroni Ngehe tidak hanya terletak pada rasa produknya, tetapi juga pada desain kemasannya yang menarik. Ali sebagai pebisnis nampaknya paham betul bahwa visual menjadi salah satu faktor penting dalam menarik perhatian konsumen, khususnya anak muda.

Kemasan Makaroni Ngehe dirancang dengan gaya yang kekinian, menggunakan warna-warna cerah dan elemen grafis yang lucu. Dominasi warna merah pada kemasannya menggambarkan bahwa produk tersebut adalah makanan pedas yang jadi favorit banyak kalangan di Indonesia. 

Kemasan yang dihadirkan Makaroni Ngehe tidak hanya praktis untuk dibawa, tetapi juga instagrammable yang membuat pelanggan senang membagikannya di media sosial. Strategi ini membantu brand Makaroni Ngehe semakin dikenal luas tanpa perlu mengeluarkan banyak biaya untuk iklan konvensional. 

Seiring dengan perkembangan marketplace dan e-commerce kemasan yang digunakan oleh Makaroni Ngehe ini ternyata juga sangat membantu memudahkan distribusi produk ini ke seluruh Indonesia. Tidak heran, brand satu ini bisa meraih omset hingga Rp 6 Miliar per hari.  

Inovasi untuk Mempertahankan Eksistensi 

Brand makanan cenderung rentan kehilangan eksistensinya karena tren makanan di masyarakat yang selalu berubah. Sudah ada banyak jajanan viral yang akhirnya redup seperti Es Kepal Milo, Churros, hingga Dalgona Coffee. Namun, brand Makaroni Ngehe berhasil mempertahankan eksistensinya selama lebih dari 10 tahun. Apa rahasianya? 

Ternyata, selain menerapkan strategi branding dan marketing yang tepat Makaroni Ngehe juga selalu berinovasi dengan produk-produknya. Kini, produk Makaroni Ngehe hadir dengan beragam camilan seperti bihun, mie lidi, hingga usus goreng tanpa menghilangkan eksistensi produk utama yang membesarkan nama brandnya. 

Makaroni Ngehe justru membuat inovasi yang menggabungkan produk utama dengan produk lain seperti makaroni mix bihun atau combo makaroni dan mie. Bahkan, mereka juga menghadirkan produk makaroni basah dengan berbagai rasa yang dikemas khusus agar bisa dikirim ke seluruh Indonesia. 

Dengan inovasi ini, Makaroni Ngehe menggabungkan dua strategi sekaligus untuk memperkuat branding dan marketing produknya. Ia menggunakan product development strategy, yang menghadirkan berbagai produk-produk baru untuk mendukung eksistensi produk yang sudah ada. 

Selain itu, ia juga menggunakan Go-To-Market Strategy (GTM Strategy) yang menghadirkan produk baru untuk menjangkau pasar yang lebih luas serta menyasar konsumen baru. Alhasil, brand Makaroni Ngehe tetap eksis ditengah gempuran brand-brand camilan baru dari dalam ataupun luar negeri. 

Produk Sederhana Bisa Jadi Bisnis Luar Biasa 

Rasa yang autentik, harga yang terjangkau, dan variasi produk membuat Makaroni Ngehe menjadi pilihan utama bagi konsumen muda yang mencari camilan enak yang bisa menemani di setiap saat.Perjalanan Makaroni Ngehe mengajarkan bahwa produk sederhana sekalipun bisa menjadi besar jika dikemas dengan konsep yang tepat. Dengan pemilihan nama yang unik, kemasan menarik, dan fokus pada target pasar yang jelas, Ali Muharam membuktikan bahwa kreativitas dan kegigihan dapat menghantarkannya pada kkeberhasilan. 

Kini, Makaroni Ngehe tidak hanya menjadi camilan favorit, tetapi juga inspirasi bagi banyak pengusaha muda. Untuk itu setiap bisnis harus dimulai dengan konsep produk dan branding yang tepat agar bisa menjadi sebuah bisnis yang banyak dikenal serta memiliki pelanggan yang loyal. 

Ciptakan branding yang tepat untuk bisnis Kamu dengan Jasa Branding DCLIQ. Hubungi kami di info@dcliq.com atau klik tombol WhatsApp pada halaman.

Hubungi Kami